Waktu berlalu begitu cepat, hari yang dinanti-nanti itupun tiba, ada rasa tak percaya di hati Alea jika saat ini kontraksi terus saja terasa di perutnya itu.
Berkali-kali Alea menarik napas dan mengeluarkannya dari mulut, berkali-kali pula Herdy mengusap peluh yang ada di dahi Alea.
Ringisan kesakitan terdengar pilu, Herdy bahkan sangat gusar karena selama Alea kontraksi istrinya terus menjerit kesakitan.
"Kita operasi aja ya, aku nggak tega liat kamu kayak gini," Herdy membujuk Alea untuk melakukan operasi caesar. Itu lebih baik dibanding Alea harus meringis menahan rasa sakit yang timbul akibat kontraksi.
Alea menggeleng lemah meskipun sakitnya semakin terasa tapi Alea ingin menjadi ibu sebenarnya apalagi kondisinya saat ini sangat bagus dan bisa lahiran normal.
Alea bukan menyepelekan semua wanita yang melahirkan caesar, tidak. Sungguh, Alea hanya ingin menikmati rasanya kontraksi seperti apa.
"Aku masih kuat kok," kata Alea wajahnya kembali meringis kesakitan.