Chereads / The Oldest Land / Chapter 66 - Ujian Nyata

Chapter 66 - Ujian Nyata

"Yaudah karena kita tahu ini ujian untuk warisan mas, sekarang bagaimana cara kita mencari tahu jawaban dari mata air ini" kata denok dengan penuh perhatian menatap adi

"Tentu saja kita harus mencari jawabanya sayang, dan itu pasti di mulai di sekitar mata air ini"" adi berkata dengan penuh keyakinan

Dan dimulai lah pencarian jawaban dari ujian warisan yang adi alami

Mencari dengan semangat di sekitar kolam dan melihat ke segala hal yang di anggap dapat memberikan petunjuk

Adi dan denok seperti pemburu harta karun yang sibuk mecari tanda dan petunjuk di sekitar kolam

Sampai matahari tampak agak menyengat, kedua nya lelah bersandar di salah satu pohon beringin untuk beristirahat, keduanya tampak lelah dan ada suasana depresi diantara keduanya

Setelah memanjat dan mencari dengan sangat lelah, sampai membalikan dedaunan dan ranting kayu hingga menggali tanah, di sekjitar kolam telah mereka lakukan, tetapi tetap saja mereka tidak bisa menemukan jawabanya

"Mas sudah siang denok mau masak dulu, nanti setelah kita makan siang dan istirahat kita akan melanjutkan mencarinya" denok berkata kepada adi dan berjalan bergegas menyiapkan makan siang mereka berdua

"Ya sayang, tolong siapkan dulu yah, aku akan tunggu disini sambil melihat mungkin aku mendapat petunjuk atau jawaban dari ujian ini" membalas denok dengan suara yang agak kesal

Menyiapkan makan siang untuk dirinya dan adi, denok dengan terampil mengolah bahan yang ada, dengan keahlian memasak yang telah dia pelajari membuat masakannya menjadi sesuatu yang enak untuk dimakan baik untuk perut dan mata

Adi yang ditinggal denok, untuk mempersiapkan makan siang, masih merenung sedikit, dan tanpa sadar melemparkan kerikil kecil yang ada di sekitarnya ke arah pinggir kolam

Perlahan lemparan adi semakin jauh, dan menuju tengah kolam tanpa ia sadari, sampai satu ketika, lemparannya tepat mengenai bagian tengah kolam, dan anehnya tidak ada riak yang muncul saat kerikil itu jatuh ke dalam kolam

Adi yang belum menyadari ini terus melakukan lemparan kerikil ke arah kolam, hingga ia sadar, tidak mendengar suara riak air dari batu kerikil yang ia lempar

Melihat ke arah tengah kolam, ia memperhatikan tidak ada sesuatu yang aneh dan merasa ragu ia melempar kerikil kembali tetapi kini ia memperhatikan jatuhnya kerikil di tengah kolam

Tiba-tiba matanya menjadi cerah, ia melihat kerikil yang ia lempar, masuk begitu saja ke dalam kolam air, dan tidak ada riak yang muncul di atasnya, seolah-olah batu itu tidak menyentuh permukaan air kolam

Untuk memastikan dugaan nya, adi kembali melempar dan ia sadar bahwa dugaan nya adalah benar, tidak ada riak dan batu itu tidak jatuh ke dalam kolam air karena tidak ada jejak batu yang ada didalamnya

Hal ini dapat ia yakinkan, karena air dalam kolam mata air ini yang sangat jernih, dan ia mampu melihat dasar dari kolam, sehingga ia yakin tidak ada kerikil yang jatuh ke dasar air kolam tersebut

Mendapatkan jawaban dari hal yang aneh ini membuat suasana hatinya menjadi senang dan dengan riang dia menuju ke arah denok untuk makan siang bersama

"Sayang-sayang kamu masak apa? Aku udah laper nih" berkata dengan penuh semangat adi menghampiri denok

Denok yang melihat tinggah adi menjadi heran, karena sebelumnya dirinya dan adi sedang dalam suasana yang frustasi, dan kini tiba-tiba mendengar suara adi yang penuh semangat dan bahagia, membuat hatinya menjadi senang tetapi juga bingung

"Kamu ga papa mas" menghampiri adi dengan menempelkan tangannya ke arah kening adi untuk mengecek apa adi sedang sakit

Adi yang melihat tinggkah laku denok memiliki garis hitam di dalam pikirannya, dia sedikit mengeluh apakah denoknya mengira bahwa dia sedang gila

"Sayang kamu ngapain sih!" berkata dengan sedikit jenggkel sambil melepas tangan denok dari atas keningnya

"Ga aku cuma ngecek mas, apa kamu sehat rasanya kamu agak aneh?" bertanya denok dengan penuh tanda tanya

"huuuuu" menghela nafas seakan tertekan karena disalah pahami oleh denok

"Mas gapapa sayang, cuma mas senang mas menemukan petunjuk" berkata adi kembali dengan semangat

"Benarkah mas!! kamu mendapat petunjuk!" denok kembali bertanya dengan semangat

"Iya mas dapet petunjuk, saat kamu sibuk nyiapin masakan buat kita, yaudah nanti mas jelasin yang penting sekarang kita makan siang dulu ok" berkata adi sambil menyeret denok untuk menghidangkan makanan

"Ok kalo gitu, tunggu sebentar mas, biar denok siapkan"

Denok berjalan untuk menghidangkan makanan yang telah ia masak, dengan penuh perhatian dia menghidangkan makanan yang menggugah selera kepada adi

Dengan penuh harmonis keduanya memakan makanan mereka sambil sesekali membicarakan kelanjutan dari petunjuk yang ditemukan oleh adi di kolam mata air

Sesaat keduanya selesai makan siang dan membersihkan peralatan, yang telah mereka gunanakan, kembali berjalan menuju bawah pohon beringin untuk menghindar dari teriknya panas matahari

Dengan berpegangan tangan, keduanya meletakkan karpet sebagai alas mereka dan dengan beberapa cemilan mereka mulai duduk dengan tenang dan saling berhadapan

Ditatap dengan wajah yang penuh dengan rasa ingin tahu, adi menggelengkan kepalanya, seolah olah dia sedang menghadapi seorang gadis kecil yang menanti cerita dengan penuh semangat

""Ok... ok sabar sayang cerita nya akan segera dimulai, hehehe....""

"'Kamu mas kelamaan, buru kenapa! Denok udah ga sabar ini pengen denger cerita dari mas juga"" mengeluh dengan ekspresi yang lucu.