Chereads / The Oldest Land / Chapter 67 - Raksasa Batu

Chapter 67 - Raksasa Batu

"'Baiklah mas ceritain, (sambil menarik nafas dan menyesuaikan posisi duduknya) ... jadi saat mas tadi bingung, menemukan petunjuk dari ujian itu mas bete, dan karena bosan mas ambil kerikil disekitar mas untuk mas lempar ke dalam kolam, awalnya mas biasa aja tapi tiba-tiba setelah lemparan yang kesekian mas mulai memperhatikan ada sesuatu yang ganjil, yaitu kerikil yang mas lempar ke tengah kolam ga menimbulkan riak, atau dengan kata lain ga ada bunyinya""

"'Kok bisa ga ada bunyinya mas?"" tanya Denok dengan rasa tidak sabar

""Makanya dengerin dulu Denok, jadi setelah mas denger ga ada suaranya mas ulangi lagi, tapi kali ini mas perhatikan jatuhnya kerikil itu di tengah kolam, sampai mas lihat saat kerikil itu jatuh di tengah kolam tiba -tiba aja kerikil itu ilang"

"' Haaaaa, ilang kok bisa?" berteriak kepada adi

""Mana mas tahu denokkkkkk, mas juga ga tahu, tapi sekarang kita dapet petunjuk jadi yang perlu kita lakuin adalah meneliti, seberapa jauh fungsi atau kegunaan dari hal aneh yang ada di tengah kolam"

""Ya benar mas kita harus mulai dari tengah kolam itu"" berkata dengan penuh semangat kepada adi

Maka dimulai lah pencarian jawaban dari misteri baru yang mereka temukan di tengah kolam air dan dengan semangat yang menggebu - gebu, adi dan denok memulai pencarian mereka

Setelah melakukan pengecekan sederhana, adi dan denok mulai membuat batu yang berukuran 1 Kg dengan di ikat tali pada tengah bagian dan memiliki panjang tali yang mengikatnya sekitar 5-10 M

Setelah mempersiapkan itu semua, mengambil ancang- ancang adi melempar batu yang telah ia ikat ke arah tengah kolam dan hasilnya batu hilang begitu saja tampa ada percikan air sedikit pun

Memegang tali dengan erat, dan saat tali mulai mencapai 2-3 M dari permukaan kolam, terasa batu di ujung tali yang diikat telah jatuh ke dasar

Setelah memastikan ukuran dari ke dalaman lubang yang misterius itu, adi kembali mengangkat batu yang telah masuk kedalam lubang tersebut, sambil membuat beberapa kesimpulan yang telah ada untuk berdiskusi dengan denok

""Sayang, mas rasa lubang di tengah kolam itu seperti sebuah portal, dan untuk ukuran dalamnya sendiri mungkin sekitar 2-3 M sesuai batas, yang ada di tali yang kita ikat kepada batu"

""Cukup dalam berarti ya mas, maka dari itu sebaiknya kita sekarang mengecek lebar dari portal itu"

""Jangan lupa cek pake binatang sayang, apa binatang bisa hidup saat lewat portal itu, takutnya binatang tidak bisa bernafas disana""

""Oh ya benar juga kamu mas, aku hampir lupa, kita tidak boleh ceroboh harus diuji dulu, lantas binatang apa yang cocok untuk kita gunakan, kalo lihat hutan disekitar sini hanya ada binatang kecil""

""Mas kepikiran burung atau tupai, nanti mas cari sayang""

""Baiklah kalo begitu, sambil menunggu mas menangkap hewan untuk kita masukan ke dalam portal, denok akan siapkan bekal siang kita, dan bekal nanti kita di dalam portal sana, takut tidak ada perbekalan untuk dimakan""

""Ok sayang, kalo begitu kita bagi tugas dulu""

Adi dan denok berpisah untuk saling mengerjakan tugas yang telah mereka sepakati secara bersama, hingga siang telah semakin terik baru kemudian keduanya tampak terlihat kembali bersama

""Kamu udah dapet mas binatangnya?"" Tanya denok dengan penasaran

""Udah sayang ni, burung kecil lumayan bisa buat percobaan kita""

""Uhhhh lucunya mas, aku jadi ga tega buat ngorbanin burungnya""

""Mas tahu perasaan kamu, tapi mau gimana lagi mas cuma dapet burung ini, berharap semoga burung ini tetap hidup"

""Betul mas denok harap burung itu ga mati, dan portal di balik kolam juga bisa bikin manusia bernafas"" menghela nafas dengans edikit penyesalan dan harapan

""Udah ga usah terlalu dipikirain sekarang, yang lebih penting persiapan kita untuk memasuki ke sana, karena kita ga tau apa yang menanti kita disana"" berkata adi dengan serius kepada denok

Setelah keduanya selesai makan siang, adi dan denok bersiap untuk memasuki portal tersebut, "Sayang, kamu, kerete, kuda, dan perlengkapan lain tunggu di ruang zamrud yah, nanti kalo aku rasa aman di dalam sana, aku bakalan keluarin kamu ok" berkata adi kepada denok sambil membelai lembut rambutnya

Karena kini dia tahu ruang di seberang dari kolam mata air mampu membiarkan makhluk hidup bernafas, jadi sekarang ia tidak ragu untuk melangkah masuk ke dalamnya, hanya kini keselamatan denok yang menjadi pikirannya, dan setelah mendapatkan solusi dari ruang yang ada di zamrud adi tidak ragu lagi untuk masuk ke dalam portal tersebut

Memikirkan keselamatan denok adalah prioritas terpenting yang adi pikirkan, sedangkan untuk warisan adalah yang ke dua, karena dia merasa tanpa warisan dia tetap akan bisa hidup tapi tanpa denok dia tidak yakin bisa hidup

Ya itulah, yang dirasakan adi kepada denok dalam hati dan pikirannya, denok sudah tidak tergantikan dan posisinya sejajar dengan kakek dan neneknya

Memikirkan kesulitan apa yang menanti mereka disana, adi dan denok mempersiapkan secara matang langkah-langkah mereka, setelah memasukan semua perlengkapan termasuk, kerete, kuda, peralatan, dan tentunya denok adi menghembuskan nafas sebgai cara mengurangi ketegangannya

Berenang ke tengah kolam dan saat tiba di tengah kolam, memeriksa lagi peralatan yang ada di tubuhnya, mulai dari pedang, busur yang ada dipunggungnya, serta keris yang ada di balik bajunya.