Terdengar suara telapak kuda yang berjalan perlahan dan tenang di sebuah jalan yang ada di sekitar perbukitan dekat hutan perbatasan antara desa pesisir dan desa pegunungan
Adi tidak bisa menahan senyum dan menggelengkan kepalanya saat ia mengigat tingkah lucu dari istrinya yang diam-diam mengambil keuntungan dalam tidurnya
Menahan tawa saat dia berpura pura tertidur dan melihat denok yang seakan kepiting yang direbus tampak kemerahan dan penuh asap yang keluar dari atas kepalanya karena mencoba menahan rasa malu dari hal yang dilakukanya
Kembali memfokuskan konsentrasinya saat mengemudi kereta, adi melihat kembali pada jalan yang ada didepannya
Menatap hutan lebat yang ada dikedua sisi jalan dan menatap langit yang semakin gelap adi mencoba mencari desa terdekat atau tempat yang cocok untuk berkemah sambil mengawasi keadaan sekitar
Denok yang ada didalam gerbong kereta kini telah kembali menyiapkan perbekalan serta tenda yang ada untuk berjaga jaga apabila mereka harus menginap dan bermalam di tengah hutan
Memikirkan sesuatu dia berjalan kearah depan gerbong sambil membuka pintu kecil seukuran satu orang untuk bertanya kepada adi
"mas sudah agak gelap apa tidak sebaiknya kita mencari tempat untuk berkemah?"
" iya mas rasa juga sudah agak gelap dan kalo kita tidak segera mencari tempat untuk berkemah akan tidak baik untuk kita bisa bermalam dengan tenang"
Menjawab denok sambil memperhatikan jalan di depan hingga waktu yang tidak terlalu lama mereka melihat terdapa beberapa bebatuan besar didekat pinggir jalan dan tampak ada beberapa lahan yang terbuka yang memungkinkan meraka untuk membuat perkemahan dan memarkirkan kereta meraka