"Ya Rey, ada apa?" sahut Dean tanpa melihat ke arah Marey karena masih sibuk mencuci piring.
"Apa kamu mau memainkan piano untukku?" tanya Marey dengan tatapan penuh harap. Ingin Marey mendengarkan lagi suara dentingan piano dan suara Dean yang sangat merdu di telinganya.
"Apa kamu ingin mendengarkan lagu kenangan kita Rey?" ucap Dean menghentikan cuciannya.
"Hem...aku merindukan musik dan suaramu Dean?" ucap Marey dengan tatapan sayu.
Dean terdiam sejenak kemudian menghampiri Marey.
"Tunggulah di sana, aku selesaikan dulu pekerjaanku. Sebentar lagi aku menyusul." ucap Dean dengan tersenyum kemudian melanjutkan membereskan cuciannya yang belum selesai.
Marey bangun dari duduknya keluar dari ruang makan dan kembali ke lantai atas di mana ruang piano berada.
Marey duduk di kursi goyang warna biru, yang berada di samping jendela, di mana Marey bisa melihat Dean saat memainkan piano sekaligus bisa memandang danau yang ada di hadapannya.