Seketika itu juga kulit tubuh Luis menjadi panas dingin mendapat sentuhan Marey yang hampir meruntuhkan imannya.
"Marey, jangan menggodaku. Apa kamu tidak ingat dengan apa yang aku katakan? aku masih tidak bisa melakukan hal itu untuk sementara waktu." ucap Luis sambil beberapa kali menelan salivanya.
Marey menatap lembut wajah Luis sambil mengusap pipinya.
"Aku tahu Dean, aku bisa menahan hal itu. Tapi untuk berciuman saja apakah Dokter Zain juga melarang?" ucap Marey menyentuh bibir bawah Luis dengan jari-jari lentiknya.
"Aasshh!! kamu tidak mengerti Marey, bibirku saat ini sariawan. Biarkan aku tidur ya, aku sangat lelah." ucap Luis berusaha menahan hasratnya untuk segera melumat bibir tipis Marey.
"Sungguh, kamu tidak ingin berciuman denganku Dean?" tanya Marey dengan tatapan lembut.
Melihat tatapan Marey yang lembut dan bibirnya yang menggoda membuat Luis sudah tidak bisa lagi menahan hasratnya.