"Apa yang ada di dalam pikiranmu saat aku menyebutmu sebagai wanitaku Marey?" tanya Luis dengan wajah sedikit merah karena malu tidak bisa menahan kebiasaannya dalam bicara.
"Aku berpikir aku sebagian dari wanita yang kamu kenal. Bukankah aku hanya satu-satunya istri kamu?" ucap Marey dengan kedua matanya berkaca-kaca.
"Marey maafkan aku, aku hanya memakai bahasa yang di pakai Luis. Luis bilang sesekali kita memakai bahasa yang di sukai wanita." ucap Luis terpaksa berbohong lagi untuk memberi alasan pada Marey.
"Tapi aku tidak suka dengan bahasa itu Dean?" ucap Marey seraya mengusap air matanya.
Luis tertegun melihat Marey menangis hanya karena kata-katanya.
"Aku tidak tahu kalau Marey yang keras kepala ternyata sensitif juga pikirannya. Semoga saja saat mengetahui aku dengan wanita lain Marey tidak akan menangis seperti wanita yang ada di dalam sinetron." ucap Luis seraya mengusap tengkuk lehernya merasa bingung harus bagaimana menenangkan hati Marey.