"Kamu tenang saja Dean, aku akan mengantar Tuan dan Nyonya William pulang ke rumah." ucap Tony dengan perasaan tak menentu segera keluar dari kamar untuk mengantar Erika dan William.
Setelah Tony, dan orang tua Dean keluar, Dean menatap penuh wajah Marey yang tertunduk diam.
"Apa yang kamu pikirkan Marey?" tanya Dean seraya meraih tangan marey dan menggenggamnya dengan sangat pelan.
Tanpa mengucapkan apa-apa Marey menyandarkan kepalanya di atas dada Dean.
Dean mengusap rambut Marey dengan penuh rasa sayang.
"Jangan pernah bersedih dengan semua yang terjadi Rey." ucap Dean dengan suara pelan.
"Aku tahu apa yang kamu pikirkan, tentang aku dan apa yang di katakan Dokter Chan. Aku tidak minta maaf kalau aku tidak mampu memberikan kamu keturunan." ucap Dean dengan perasaan sedih saat mendengar dari Dokter Chan, kalau keinginannya untuk mendapatkan keturunan sudah tidak bisa lagi di teruskan.
Marey mengangkat kepalanya menatap Dean dengan tatapan nanar.
