Marey menelan salivanya ternyata Dean belum bisa melupakan masa lalu dirinya saat masih dekat dengan Sean.
"Kamu masih saja mengingat hal itu Dean? bukankah kalian berdua bersahabat?" tanya Marey dengan tersenyum.
"Memang kita bersahabat, tapi untuk soal perasaan Sean tetaplah sainganku yang terberat. Karena dia lebih serius dan fokus mencintaimu. Dia tidak pernah mencintai wanita lain selain hanya kamu. Dan itu tidak di miliki Tony." ucap Dean dengan tatapan penuh.
Marey tersenyum kemudian menggenggam tangan Dean.
"Kenapa kita membahas masa lalu yang tidak ada kaitannya dengan perasaan kita? mengapa kita tidak membicarakan tentang cinta dan masa depan kita saja?" ucap Marey dengan tatapan penuh cinta.
Dean menganggukkan kepalanya kemudian meraih bahu Marey dan memeluknya dengan penuh rasa cinta.
"Tuan, Nyonya, silahkan anda masuk. Keadaan Tuan Tony sudah baik-baik saja." ucap perawat kemudian memberikan jalan pada Dokter yang akan meninggalkan tempat.