"Jadi kamu tidak keberatan dengan apa yang aku rasakan kalau sewaktu-waktu aku menginginkanmu Dean?" tanya Marey dengan tatapan penuh dan hati berdebar-debar.
"Dua puluh empat jam aku selalu siap di saat kamu menginginkan aku Rey. Aku tidak akan pernah menolak keinginan kamu itu. Aku juga selalu menginginkanmu, karena itu kamu tidak perlu merasa malu padaku," ucap Luis dengan tatapan sungguh-sungguh.
"Terima kasih Dean, aku senang dan merasa lega mendengarnya." ucap Marey dengan tersenyum kemudian memeluk Luis dengan perasaan bahagia.
"Selain hal yang tadi, apa yang kamu pikirkan Marey? bukankah kamu tadi bilang ada dua hal yang sedang kamu pikirkan?" tanya Luis sambil menegakkan punggungnya.
"Ya Dean, aku juga sempat berpikir di saat aku hamil, ada hal yang aku pikirkan adalah apakah aku bisa dan pantas untuk bisa menjadi ibu yang baik? Apakah aku pantas menjadi ibu dari anak-anakku," ucap Marey dengan tatapan sangat dalam dan wajah sedih.