"Aku berjanji padamu, aku tidak akan pernah meninggalkan kamu. Kita akan bersama-sama sampai tua nanti, sampai ajal memisahkan kita," ucap Marey dengan tatapan sangat dalam kemudian mencium lembut bibir Luis.
Kembali Luis merasakan sesak di dalam dadanya. Bagaimana dia bisa mempertahankan hubungannya dengan Marey kalau Erika sama sekali tidak menginginkannya dekat dengan Marey.
"Dean? ada apa denganmu?" tanya Marey saat tidak ada balasan dari ciumannya.
"Tidak ada apa-apa, tunggu aku pulang. Dan jangan terlalu dekat dengan Sean," ucap Luis dengan tatapan penuh.
Marey tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.
"Aku harus keluar sekarang. Kamu tahu kan? kalau aku tidak mungkin menolak keinginan Momy?" ucap Marey masih dengan tatapan tak berpaling dari wajah Luis.
Luis hanya menganggukkan kepalanya tidak dapat berkata apa-apa selain pasrah pada takdirnya.
Melihat kesedihan di wajah Luis, Marey terasa berat meninggalkan Luis sendirian.