"Apa kau sudah menentukan pilihan?" Kim melirik gaun di patung yang mencuri minatnya, tapi dia menggeleng. "Aku penasaran dengan lemari kaca berikutnya" bisik nyonya Kim ingin tahu.
"Sepertinya kau masih ingin lihat-lihat, aku harus menemui seseorang, silahkan kau nikmati!" Kim mengangguk, keduanya berpelukan dan meninggalkan ciuman di pipi sekilas, kedua tangan mereka akhirnya terlepas, Eun melangkah cepat dengan anggun sementara Kim melipat tangan di dada menatap punggung Eun.
"Ah, dia jelas sekali mem permak tubuhnya" gumam Kim tak percaya, wajah julid nya jelas sekali. "Seandainya aku bukan public figure, aku sudah membuat tubuhku lebih baik dari itu" gusar nya seraya menahan rasa iri. Dia tak ingin bertambah panas, Kim kembali pada lemari kaca berikutnya.
"Dia bahkan hafal sekali sejarah fashion, kecantikan dan kecerdasannya membuatku iri!" Kim masih saja memikirkan Eun meski tangannya sibuk memilah-milah dress yang tergantung.
Masuk ke abad ke-16, banyak perempuan yang menggunakan penutup kepala yang disebut dengan English hood atau gable. Bentuknya pun beragam, ada yang berbentuk segitiga, ada pula yang mengikuti bentuk kepala lengkap dengan hiasan bordiran hingga mutiara.
Sedangkan para bangsawan laki-laki mengenakan kemeja sutra, jaket ketat (doublet) dan celana ketat (hose). Pada era ini, para pria gemar menggunakan kemeja dengan ruffle atau lipitan sehingga banyak pekerja yang dipekerjakan khusus membersihkan baju ini setiap hari.
Hukum juga mengatur warna busana apa yang bisa dikenakan oleh laki-laki dan perempuan. Contohnya, hanya Raja Henry VIII dan seluruh keluarga Kerajaan Inggris yang diperbolehkan untuk mengenakan busana warna ungu. Ia juga banyak menggunakan warna emas, hitam dan merah. Sedangkan Ratu Elizabeth I disebut-sebut menjadi pelopor paduan warna hitam-putih yang menjadi simbol kesuciannya. Kim mengkeryit kan dahi membaca sejarah panjang yang melekat pada dinding lemari, dia memijat halus dahinya.
"Otakku sepertinya lelah, aku hanya ingin pakai baju saja tanpa memikirkan banyak hal" gusarnya lelah sendiri. "Aku sangat bersyukur lahir di era modern, setidaknya selera fashionku tidak ada yang mengatur"
"Apa kau sudah selesai?" tuan Kim dan Glen masuk menghampiri nyonya Kim yang terlihat lelah. Wajah lesu nyonya Kim segera berubah melihat kedatangan suaminya.
"Sayang, kau sudah disini rupanya" rengek nyonya Kim manja, dia segera menggandeng pergelangan suaminya.
"Ada apa?" tanya tuan Kim melihat raut lelah istrinya. nyonya Kim menarik nafas panjang.
"Lihatlah tulisan-tulisan di sana" Glen dan tuan Kim mengikuti arah telunjuk nyonya Kim. Kedua pria itu kompak membaca dan melipat tangan di dada, keduanya menatap keterangan sejarah tiap isi lemari dengan seksama.
"Apakah Eun membuka museum di sini? Dia bahkan menuliskan tiap detail isi lemari, itu membuat kepala ku panas!" keluhan nyonya Kim disambut tawa lucu tuan Kim.
"Kau tak perlu membacanya, ambil saja gaun yang akan kau gunakan malam nanti!" ujar tuan Kim kemudian. Si istri menurut, dia segera mendekati pelayan dan memilih gaun bergaya Elizabeth dengan potongan modern. Nyonya Kim dituntun ke kamar pas.
"Calon istri mu sangat serius dan detail" ujar Kim pada Glen, mereka saling tatap dan setuju.
"Kau akan memilih setelan mu juga kan!" Kim mengangguk, mengiyakan kalimat Glen.
"Mari aku temani" keduanya berjalan menelusuri lemari kaca berikutnya.
Pada era yang dipimpin oleh Raja James I, pakaian formal yang digunakan perempuan bangsawan menampilkan kesan elegan sekaligus stylish. Bagian torso terlihat lebih panjang dan ketat dengan perpaduan French farthingale yang lebar dari bagian pinggang. Selain itu, bagian lengan sengaja dibuat lebih longgar dengan potongan leher yang rendah.
Di era Stuart, busana dari bahan satin berupa dress panjang dengan potongan yang lebih flowy di area pinggang mulai populer. Siluet busana bagian torso tak lagi ketat namun masih tetap menampilkan lekuk tubuh, bagian lehernya dilengkapi renda-renda besar serta rantai emas.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah topi berukuran lebar untuk menutupi wajah dan rambut yang dihiasi dengan bulu-bulu burung atau mutiara. Perempuan yang bukan dari kalangan bangsawan juga mengenakan pakaian serupa, tetapi modelnya lebih sederhana.
Sedangkan para laki-laki dari era ini mengenakan setelan berupa doublet dan kemeja panjang dengan belahan di bagian dada serta lengan untuk membuat mereka leluasa bergerak. Mereka juga menggunakan celana dengan panjang selutut dan sepatu boot yang terbuat dari kulit
"Dia seorang ahli sejarah fashion" ucap Kim kagum, sambil memilih kemeja sutra yang mungkin pantas untuknya.
"Kau tahu dia, gadis itu selalu serius dalam banyak hal tapi emosinya sulit sekali untuk stabil" jelas Glen bersandar pada pilar besar di tengah ruangan.
"Apa dia masih seperti itu?" Glen mengangguk.
"Tak banyak perkembangan dengan terapi dan kunjungan psikolog nya" Kim berhenti memilih pakaian, dia menatap sahabatnya prihatin.
"Apa kau yakin dengan pernikahan ini?" pertanyaan Kim sebetulnya tak memerlukan jawaban, sebagai rekan bisnis, teman kuliah, Kim tahu betul bagaimana Glen harus bersikap pada sifat dominan Eun. Glen hanya mengangkat bahu, tak bisa menjawab pasti.
"Kau malang sekali"
ujar Kim dengan nada mengejek. "Setidaknya wanita itu akan memberimu keturunan dengan semua hak warisnya" Glen mengangguk setuju dengan pendapat Kim barusan.
Kim memilih kemeja sutra berwarna putih dengan kancing mutiara, dia memilih aksen renda paling minimalis.
"Apa ini cocok untukku?" Glen memperhatikan sesaat dan mengangguk ragu.
"Kau seperti pangeran yang congkak itu!" ujar Glen menahan tawa lucu.
"Siapa?" tanya Kim penasaran saat menatap cermin dia memperhatikan kemeja yang di tempel di badannya, sepertinya Kim menyukai kemeja di tangannya.
"Pangeran pemain anggar yang menjadi salah satu desain tokoh hero" jelas Glen mencoba mengingat ingat.
"Ah, tokoh lancelot yang belum lama diluncurkan oleh kolega mu itu?" Glen mengangguk.
"Not bad, aku suka karakter kuat seperti ini" ucap Kim tersenyum, tak perlu lama lama dia sudah menemukan pakaian yang akan dia kenakan malam nanti.
Kim sudah mendapatkan pakaiannya, dia melirik arloji klasik di pergelangan tangan.
"Apakah wanita memerlukan waktu seharian untuk mencoba pakaian?" Kim mencari sosok istrinya yang tak kunjung muncul.
"Mungkin lebih" balas Glen membuat wajah Kim melongo setuju.
"Kalau begitu mari kita menikmati isi museum pakaian disini" ujar Glen membuat lelucon, Kim terkekeh.
"Jangan sia-siakan bakat istri mu" bisik Kim, keduanya tertawa bersama.
Di era Raja George III tengah berkuasa. Era ini menjadi pertanda bahwa Inggris dan Prancis adalah kompetitor soal urusan berbusana dengan mengusung gaya neoklasik yang simpel.
Banyak perubahan yang terjadi di era ini, terutama tentang busana perempuan yang tak lagi megar dan lebar. Dress para perempuan perlahan memiliki potongan yang minimalis tanpa pengunaan korset, materialnya pun lebih tipis dan tidak berlapis-lapis.
Material yang tipis tersebut diimpor dari India dan Amerika namun pembuatannya tetap di Inggris. Saat musim dingin, orang-orang di era Georgian membuat busana yang lebih tebal untuk menghangatkan tubuh yang terbuat dari katun, suede, linen dan sutra. Mereka menciptakan jaket yang modelnya pas di tubuh atau lebih dikenal dengan sebutan 'coat' saat ini.
"Aku berharap istriku memilih pakaian simple seperti era ini" ujar tuan Kim dengan wajah kecewa. Kenyataan bahwa gaun mekar dengan bentuk tubuh atas sempurna adalah pilihan nyonya Kim, jangan lupakan hamparan ekor yang menghabiskan banyak bahan, menjuntai mengalahkan karpet ruangan.
Glen dan Kim menyusuri hanger berikutnya, keduanya bengong mendapati kembali gaun lebar dengan renda dan hiasan berlebihan, kenapa pakaian seperti ini muncul lagi? keduanya bertanya dalam hati.
"Kurasa mungkin putri Aurora sudah terbangun dari tidurnya" seloroh Glen, membuat keduanya tertawa geli, gaun mewah dengan volume penuh membuat Glen dan Kim tak habis pikir, kenapa wanita menyusahkan diri sendiri dalam berpakaian? Setelah mode di sederhanakan malah kembali lagi ke masa lalu, terus saja berputar-putar seperti itu sampai celana dipakai jadi baju, dan baju di pakai jadi rok.
*Terima kasih masih membaca, kita sedikit menyimak perihal sejarah fashion disini.