Chereads / Terpaksa Menikah Kontrak / Chapter 15 - Percayalah Padaku~ ⭐

Chapter 15 - Percayalah Padaku~ ⭐

Novel ini hanya ada di aplikasi WebNovel kalau ada di aplikasi lain berarti dibajak

Saya kasih catatan karena udah banyaknya kasus novel dibajak, dan saya kena, ga dapet royalti

Jadi bagi pembaca belum tahu apa itu aplikasi WebNovel, kalian bisa download aplikasi bertuliskan WebNovel di playstore

Di WebNovel koinnya lebih murah dan ada voucher baca gratis sampai 3 loh

Terima kasih,

Nona_ge

***

Faye melihat Denis menjauhkan ponsel dari telinga membuatnya seketika panik, kabur mencoba kembali ke kamar yang sayangnya gagal.

"Sayang? Kau sudah selesai dandan?" tanya Denis.

Faye menoleh kaku, "Ha-ha-ha ... aku hanya sedang mengambil parfum di ruang tamu, ternyata tak ada! Aku baru ingat aku sudah menaruhnya di kamar."

Denis berpikir sesaat, "Maksudmu di plastik tadi? Bukankah hanya berisi makanan saja?"

Faye panik luar biasa.

Bagaimana bisa Denis jeli begitu?

Darurat! Lampu merah! Cari topik lain!

"Ngomong-ngomong! kau sudah selesai teleponan?" tanya Faye menggaruk lengannya gugup.

Denis mengangguk, sebelum kemudian wajahnya berubah jahil, "Kenapa? Kau merindukan sentuhan aku? Mau lanjut, sayang~?"

Belum pernah Faye sebahagia ini mendengar rayuan Denis yang artinya pria itu tidak menaruh curiga padanya.

"Dalam mimpimu," kata Faye tenang sekali.

"Atau dalam setiap malam kita~" Denis balik membalas.

Faye menghela napas, sekarang rayuan Denis bukan penyelamat lagi, "Aku mau dandan," katanya melenggang pergi masuk ke dalam.

"Aku boleh lihat?"

"Kau hanya mengganggu aku," kata Faye sambil mengunci pintunya agar Denis tidak masuk.

Blam.

"Eh? Jahat."

Faye tertawa sebagai jawaban, namun dalam hatinya merasa cemas dengan apa yang didengarnya tadi.

Apakah Denis terlibat aksi ilegal?

Hanya itu yang ada dipikirannya selama dandan bersiap-siap.

***

Sebelum mereka hendak berangkat ke pesta, Claudia menelepon, memberitahukan bahwa ada mobil yang akan menjemput di rumah jadi Faye tidak perlu menyewa taksi.

Faye mempertanyakan itu, namun Claudia tidak memberikan jawaban yang jelas membuatnya curiga lagi.

Sesuai apa yang dikatakan Claudia, sebuah mobil berplat nomor yang dikenalnya sekali datang ke rumahnya.

Mobil keluarganya.

Mobil itu berhenti tepat di depan Faye dan Denis yang memang sudah menunggu sejak tadi.

Faye mencondongkan tubuhnya untuk melihat ke dalam di mana ada seorang pria muda berambut hitam yang dikenalnya sekali, "Liam?"

Liam keluar dari mobil untuk membukakan pintu, "Nona Faye dan Tuan Denis selamat malam, silakan masuk."

Faye bertanya dingin, "Kita mau ke mana?"

Wajah Liam seketika pucat, "Maafkan aku Nona Faye, tetapi aku tidak diijinkan untuk memberitahu karena itu sebuah kejutan."

"Kau berani menentang aku, Liam?" Faye balik mengancam dingin. Ia tahu ada yang tidak beres di sini.

Wajah Liam panik luar biasa, "Aku hanya menjalankan tugasku, Nona Faye. Maafkan aku jika jawabanku tidak membuatmu puas."

Faye mengetuk-ngetuk sepatu heels-nya. Ia memang benar tidak puas, "Jawaban atau aku batal pergi."

Liam mengambil napas untuk menenangkan diri. Ia harus patuh pada Claudia, bukan pada Faye, "Maaf, aku tidak bisa. Nona Faye tidak usah takut, aku yakin Nona Faye akan senang."

Faye tidak merespon. Ia berpikir sesaat mengamati tingkah Liam yang terkesan gugup.

Liam pria yang polos, setidaknya dari yang diketahuinya, tapi itu sudah lebih dari setahun yang lalu. Mereka tidak lagi mengobrol semenjak ia pindah rumah 1jadi bisa saja Liam sudah berubah.

"Aku pikir kau mau meminta maaf pada Mamamu, Fay?" tanya Denis, "jangan menduga yang buruk soal Mamamu, aku yakin Mamamu merencanakan hal yang bagus."

Faye tidak merespon. Ia memang berniat meminta maaf, tapi ia juga cemas terjadi sesuatu hal yang wajar, bukan? Apalagi ibunya tidak mau memberitahunya kenapa harus memakai pakaian resmi segala. Ada beberapa penilaian di kepalanya, tapi ia tidak begitu yakin.

"Fay sayang~" Denis memanggil lembut, kali ini ia sudah berada di dalam mobil, menepuk kursi di sebelahnya, "apa pun yang terjadi di pesta, aku bersamamu kali ini. Jangan cemas iya," katanya lembut sambil mengulurkan tangannya ke Faye dan tersenyum manis, memberitahu bila semua akan baik-baik saja.

Faye mengambil napas dalam.

Berpikir positif.

Positif.

Faye akhirnya menyambut tangan Denis dan masuk ke dalam mobil.