Saat Leo membuka pintu, ia melihat seorang murid laki-laki yang terlihat sumuran dengannya, sebuah senyuman tipis tanpa ekspresi dan dengan pandangan tajam yang mengarah kepadanya.
"Sepertinya kau sudah menunggu ku, aku pikir kau hanya pengecut yang akan melarikan diri". Ucap Leo yang melihat seorang murid laki-laki yang berdiri menunggunya tanpa ekspresi.
"Aku pikir nilai sempurna mu hanyalah angka semata, tapi sekarang aku tidak meragukan mu lagi". Jawab murid tanpa ekspresi itu kepada Leo.
Namun Leo tidak menjawab, dan hanya menatapnya dengan dingin dan lebih tajam dari sebelum bertemu dengannya. Murid itu pun membalas tatapan Leo.
Untuk beberapa saat mereka hanya saling menatap satu sama lain, namun ekspresi murid itu tiba-tiba berubah, huh, sudah hentikan, harusnya kau sudah tahu aku terlalu lelah untuk melakukan ini sekarang. Jawabnya dengan santai sambil tersenyum tipis pada Leo.