Chereads / Dibatas Senja / Chapter 18 - Bab 18

Chapter 18 - Bab 18

Bagi sebagian orang jawa, jodoh menjadi punya keunikan tersendiri, terutama bagi orang tuanya dalam mencari menantu mereka ada syarat tertentu yang terkadang menjadi polemik tersendiri bagi anak mereka, Tampan/Cantik-mapan-beriman kadang-kadang masih belum culup. Ada beberapa dan kriteria khusus yang diberikan sebelum mereka memberikan restu. Di antaranya dari keluarga yang berada, berpendidikan yang tinggi, berpenampilan yang menunjukkan dari kelas sosial yang sama, dengan sederet persyaratan yang ditentukan banyak banget bagaimana dengan Lusi yang dari keluarga biasa biasa saja, apa sesuai dengan kriteria keluarga Janggan, impossible wish.

Bu Nimas duduk di halaman depan rumah yang tampak taman dengan beragam jenis bunga dan warnanya, bunga. Salah satu bunga kesayangan bu Nimas selain anggrek, ada bunga iris dan bougenvil berbagai warna.

Bunga iris menghasilkan Minyak esensial atau minyak atsiri, adalah ekstrak minyak harum yang didapat dari hasil penyulingan tanaman, bunga, akar, kayu, atau biji buah. Selain bermanfaat untuk relaksasi dan menenangkan pikiran, minyak esensial juga bisa jadi obat penawar penyakit, dan juga bahan pembuat parfum.

"Bu, ada yang mau Janggan sampekan,"

Janggan mendekati ibunya, dengan berjalan dibelakang bu Nimas yang sedang menghirup aroma bunga iris, sebagai aroma terapi." ada apa Gan, kamu udah ketemuan sama Jihan ? gimana hasilnya." Janggan keduluan start sama bunda Nimas, " kok ibu bisa tahu dari mana, Jihan ngomong ke mamanya, pasti terus nyambung ke ibu, " jawab Janggan kesal, " kan dak papa, bentar lagi kalian juga harus saling deket, besok mamanya Jihan ngajak ibu ketemuan di rumahnya, nentukan tanggal pertunangan kalian," Janggan melotot kaget," ibu kenapa memutuskan sepihak, dak nanya dulu, kan Janggan mau bilang kalo dah punya temen dekat, aku sayang sama dia bu," Janggan menatap ibunya dengan wajah cemberut, walaupun sudah dapat di duga kalo ibu pasti memaksakan kehendak, dia dak mengira ibunya akan bertindak cepat." hemm begitu, coba ajak dulu ke rumah, ibu pingin tahu seperti apa calon menantu ibu, sesuai dak, bibit gimana asal keluarganya artinya dia anak siapa harus dari keluarga yang setingkat sama kita, bebet calon menantu ibu kudu sing ayu, cantik penampilanne ora ngisin ngisine ( tidak membuat malu ), bobot iku pendidikannya minimal sarjana, bisa memasak biar kamu dak sering jajan di luar, kalo Jihan anaknya tante indri kan ibu sudah tahu bagaimana prubadinya, pendidikannya dan yang paling penting keluarganya, titik dak bisa ditawar," penjelasan panjang kali lebar ibu, Janggan pusing memegangi kepalanya terasa cenut cenut, yang terjadi bukan ibunya yang sakit tapi Janggan yang pusing sendiri memikirkan bagaimana Lusi dan perasaannya sendiri pada gadis itu.

Dak mungkin rasanya kalo lusi diajak ke rumah ketemu ibu, bisa bisa dikuliahi ibu tujuh jam tanpa jeda, malah berantakan hubungannya sama lusi, coba minta bantuan bapak dak mungkin, bapak aja termasuk suami suami takut istri semua keputusan sama ibu, apalagi kedua saudaraku yang ada hanya melambaikan tangan tanda menyerah.

"Masalah perasaan gampang, kamu nanti juga akan menyayangi Jihan dengan berjalannya waktu, dia juga anak baik dak neko neko ( tidak bertingkah macam macam ), nurut apalagi yang kurang darinya," bu Nimas mendekati anak bungsunya yang menundukkan kepala sambil memegang wajah dengan kedua tangannya," Janggan pusing mau ke kamar," Janggan meninggalkan ibunya sendiri masih di taman bunganya.

Percuma dia menerangkan apapun ke ibu yang keras kepala, menganggap anak anaknya adalah hak ibu meski sudah dewasa mereka dak berhak menentukan sendiri pasangan hidupnya takut salah pilih atau lebih tepatnya membikin malu keluarga, ibu bapak dulu juga dijodohkan sama kakek neneknya Janggan, sepertinya dosa turunan yang terus berlanjut di keluarga ini. Janggan hanya bisa menarik nafas panjang, memberikan pasokan oksigen karna dadanya yang sesak.

Besok aku akan menemui lusi sesuai janjiku, masalah perjodohan ini biar aja dipikir nanti. masa bodoh jalani aja apa kata nanti.

Eit Janggan artinya kamu akan mempermainkan perasaan lusi Gan, katakan dengan jujur akan lebih baik meski kecewa, daripada bohongin dia, hayo bingung lagi deh Janggan.