Chereads / Virtual World : The Unknown / Chapter 24 - Instant

Chapter 24 - Instant

Dirn menggelengkan kepalanya berusaha melupakan kejadian itu, dia entah bagaimana berhasil selamat dan hidup hingga hari ini.

Dirn sampai di Food and Beverage District. Distrik ini sama seperti namanya, penuh akan orang yang berjualan makanan dan minuman. Pelayanan mereka sama seperti pelayanan dihotel bintang 5. Bar, Cafe, Restoran bahkan toko cabang oleh-oleh khas yang terkenal setiap daerah ada disini.

Dirn paling suka makanan dari Palembang yaitu Pempek atau biasa disebut Mpek-mpek. Makanan yang adonannya terdapat ikan atau udang, ada berbagai jenis pempek meski pempek kapal selam yang terbaik baginya. Makanan khas ini telah bertahan berabad abad hingga sekarang mencapai puncaknya, bahkan orang barat yang menyukai junk food lebih memilih pempek dari pada burger atau pizza.

Matahari baru saja terbenam dan seluruh bangunan mulai memancarkan cahaya khas masing masing. Riak orang yang keluar masuk sangat ramai, terasa seperti festival.

Berbagai orang berlalu lalang dengan berbagai bisnis masing masing, pembisnis yang mengadakan pertemuan disuatu cafe atau restoran. Pekerja yang lelah ingin kebebasan sedikit mencoba untuk mabuk di bar. Sekelompok anak muda yang ingin merayakan ulang tahun. Sepasang kekasih mencoba untuk lebih romantis.

Adegan itu seperti Fantasi Wonderland penuh suka cita. Dirn merasakan sensasi kehidupan disekitarnya, dia tidak pernah bisa santai selama 2 tahun ini, bahkan jika dia lari ke Northland, nyawanya masih terancam dimana mana. Meski dia sangat menikmati ketegangan itu juga.

Dirn mulai tertawa dan berjalan mencari restoran masakan padang. Cuma restoran itu yang memberi banyak nasi, sayur lebih, sambal cocok untuk dimakan, dan harganya sangat terjangkau. Mereka tetap melakukannya seperti beberapa puluh tahun yang lalu dengan harga tidak jauh berbeda. Saat ini 1 porsi dengan beraneka ragam pilihan lauk pauk hanya seharga 15.000 Rupiah hingga 20.000 Rupiah paling mahal.

Setelah berjalan beberapa menit, dia melihat bangunan 3 tingkat dan logo Rumah Makan Padang. Membuatnya semakin bersemangat, jika ada orang yang memperhatikan itu, rasanya seperti melihat anjing gila belum makan beberapa hari.

Dirn melangkah masuk, sesaat sebelum dia masuk ada seseorang yang hendak memukul dari belakang. Efek dari nalurinya saat masih liar, Dirn memegang pergelangan tangan orang itu dan berputar kebelakangnya dalam sekejap mata.

"Owh! Owh! Jangan kasar! Jangan kasar! Saya hanya ingin menyapa!"

Dirn merasa asing dengan suara ini, perlahan memperhatikan penampilannya. Sebelumnya pria ini memakai seragam Guildnya jadi Dirn tidak sadar siapa dia. Itu ternyata Bintang Anggara atau Blue Star dari Riot yang sedang mengenakan pakaian casual.

"Hoo... Little Star... Kukira siapa."

"Itu Blue Star bukan Little Star!"

"Oke oke Little Star..."

Bintang tersenyum masam akan julukan dari Dirn, dia tidak berani menentangnya, kekuatan Dirn belum diketahui jadi masih ingin main aman dulu. Dirn melepaskan pergelangan Bintang dan melanjutkan langkah, tiba tiba dia mendengar hinaan yang tidak seharusnya didengar.

"Bajingan anak lacur! Kau berani menya–!"

Bahkan sebelum orang yang berteriak itu sempat melanjutkan kalimatnya. Secara instan, Dirn yang berjarak 5 meter darinya, telah meletakkan kaki tepat dirahang pria itu. Dorongan kuat yang disalurkan dari kaki Dirn, mengirim orang itu terbang kebelakang sejauh beberapa meter.

Orang-orang disekitar yang melihat itu mulai mengeluarkan alat perekam video dan handphone. Bintang sempat ingin menghentikan, sekarang diam membeku dengan sedikit keringat didahinya, dia menjerit dalam hati.

'Sialan! Gerakan instan apa itu! Tendangannya juga begitu kuat! Dia sudah mengirim Andre salah satu ahli beladiri Pencak Silat mundur begitu jauh!'

Pria yang barusan diterjang oleh Dirn bernama Andre. Pria Indonesia asli, kulit seperti lilin sedikit kuning. Salah satu Runner Up di Turnamen Bela Diri Asean. Satu terjangan dari Dirn membuatnya melayang, telah menghancurkan harga diri Andre.

Andre berusaha untuk berdiri, namun pundaknya terasa berat, seakan ada yang menahannya. Tiba tiba seluruh tubuhnya seakan menjerit akan bahaya dihadapannya.

'Ack! Sesak!'

Aura membunuh Dirn tidak sengaja merembes keluar, membuat Andre susah untuk bernafas. Beberapa orang yang merekam bahkan menjatuhkan alatnya dan mundur beberapa langkah. Bintang yang juga kesusahan bernafas masih berusaha menenangi Dirn agar tidak menekan yang lain.

"Maafkan Andre Dizh, dia cuma seorang ahli beladiri yang sedikit arogan." Bintang tidak mendapatkan informasi apa apa, dia hanya ingat Dirn mengenalkan dirinya sebagai Dizh.

"Seseorang yang arogan dengan mulut mencaci maki orang tua tidak pantas menjadi ahli beladiri." Tepis Dirn, kemudian masuk kedalam dan menaiki tangga menuju lantai 3.

Orang orang disekitar merasa maut hampir mendatangi mereka, pengawal Bintang akhirnya datang mengamati sekeliling mereka berpikir.

'Apa yang barusan terjadi!'

Andre yang sedikit legah akan menghilangnya aura mencengkam tadi kemudian merasakan tubuhnya ada yang hancur dan memuntahkan segelas darah.

Cough—!

Bintang langsung memeriksa Andre, melihat dadanya yang biru padahal wajahnya yang terkena tendangan, membuatnya dalam keadaan linglung, ia mendadak tersadar dan memberi perintah kepada para pengawal.

"Kalian kirim Andre kerumah sakit terdekat! Tulang rusuknya ada yang patah!"

Pengawal bergegas mematuhi perintah itu, penonton lain dibuat bubar akan upaya pengawal lainnya. Dan melarang merekam ataupun memfoto kejadian sebelumnya.

Bintang bergumam sendiri dalam hatinya setelah merasakan sedikit kekuatan Dirn.

"Pria itu... Teknik dan pengalamannya sangat tinggi meski masih muda, sebenarnya siapa dia?" Bintang merenung dan menghubungi seseorang yang ingin ditemuinya disini untuk memilih tempat lain atau semacamnya.

"Hallo, Pure Blood," Kata Bintang ke panggilan di hpnya.

"Hallo, Dimana kamu Riot?" Jawab suara pria sedikit berat, dari suaranya bisa dirasakan ia berusia 30 tahunan. Nama pria ini Pure Blood, salah satu Player independen tingkat tinggi yang memegang peringkat 7 di Indonesia.

"Maaf sebelumnya, kami ada masalah dengan tempat ini, bisakah kita beralih tempat?" Tanya Bintang sedikit khawatir.

Dia tau fisik orang yang dipanggilan ini lebih kuat dari atlit atlit pro. Hanya saja, mungkin dia masih belum sebanding dengan Dirn. Bintang benar benar mengkhawatirkan jika Dirn buat masalah lagi saat pertemuan, peluangnya untuk menarik Player tingkat tinggi ini mungkin berubah jadi sangat kecil.

Lebih baik menghindari kejadian tidak diharapkan dari pada berpura pura tidak tau apa yang akan terjadi.

Dan untuk Dirn, dia telah melupakan kejadian sebelumnya. Menikmati prasmanan yang hanya ada di lantai 3 dengan gembira.

***

Might Forrest tempat Monster Parade terjadi, Wave-4 akan dimulai dalam beberapa jam. Korban mereka saat di Wave-3 sangat tinggi, karena keserakahan Yakamoji, Kobold Crown menjadi ganas dan memusnahkan tiga ratus lebih Player.

Battle Creed pada saat itu yang memandangi Yakamoji dari awal hingga titik kritis bisa mengambil madu lebih banyak. Dia memerintahkan beberapa unit menjadi 50 party yang beranggotakan 6 orang setiap party untuk menahan Kobold Crown. Dia juga memimpin langsung disana.

Goblin King akan dipimpin Vice Master Under Creed, Rose Creed. Kepemimpinannya mirip seperti veteran perang, kecantikan itu sering berperang di banyak permainan sebelumnya, wajar dia telah belajar banyak dari pengalaman.

Dengan pemimpin yang mengerti alur perang dan taktik, mereka berhasil menahannya hingga Heibert selesai membunuh Ruin Orc. Prestasi Under Creed meningkat tajam akan hal ini, sementara Sakura Tree menurun.

Seseorang yang begitu serakah tidak akan pernah mendapatkan lebih dari yang dapat dia terima, pada akhirnya jika masih ingin mengambil itu hanya menuntun kejurang yang tidak ada habisnya

Party Dhrizh sekarang sudah masuk semua, mereka sebenarnya ingin langsung mengikuti Monster Parade. Hanya saja, banyak hal yang tidak mereka duga terjadi saat ini.

Peralatan Dhrizh dan Harmit sudah mencapai batasnya, terutama Dhrizh yang sangat kritis. Pakaiannya sudah koyak, lempengan armor gunta terdapat banyak bekas serangan, yang paling parah setelah mendengar kata Helena.

"Magic Equipment tidak bisa diperbaiki, seharusnya digunakan hati hati atau saat genting saja."

Dhrizh bergedik, ketahanan Magic Longsword nya dibawah 10. Setelah digunakan secara ganas beberapa hari terakhir. Bahkan saat menjalankan rencananya, dia selalu secara kasar menggunakannya. Meski itu dikurangi setelah Dhrizh menyerang ditempat yang sama. Bertahan selama 3 hari ini, sudah menjadi keajaiban, paling lama senjata sihir bertahan 1 hari atau setelah menyerang 3-5 Bos.

Helena juga baru memperhatikan, ternyata dari awal pertempuran hingga sekarang Dhrizh menggunakan barang mahal. Sedangkan untuk Harmit, Staffnya masih memiliki sekitar 80% daya tahan.

"Tunggu! Bagaimana bisa punya Harmit lebih tinggi dariku!?" Kata Dhrizh yang mengandung emosi sangat kompleks.

"Dia menggunakan hanya sebagai pena gambar, apa selama ini dia memukul menggunakan tongkat sihir?" Tanya Helena, dia tidak menyangka Dhrizh yang sangat teliti bisa tidak tau akan hal ini.

"Sial...! Tunggu... Berapa harga Magic Equipment?"

"Minimal 50.000 Eir, sebelumnya ada yang menjual 500.000 Eir," Jawab Helena, dia berpikir sekarang, 'Apa dia memang benar benar tidak tau informasi seperti ini? Malangnya..."

"Eir?" Dhrizh heran, dia belum mengetahui hal ini sedikitpun.

"Eir, mata uang Internasional yang berlaku saat ini Bang." Bukan Helena yang menjawab, melainkan Harmit.