Chereads / Virtual World : The Unknown / Chapter 20 - Karim Benzena

Chapter 20 - Karim Benzena

Jarahan yang diambil Harmit diserahkan kepada Dhrizh, mereka memeriksa barang itu saat keluar dari sini atau sampai didesa nanti. Mereka masuk semakin dalam, seperti tebakan Dhrizh.

Seluruh bangunan disetiap sudut terdapat tabung inkubasi Chimera. Beberapa dari Chimera yang mereka bunuh terdapat Elite level 130 diantaranya. Helena merinding memikirkannya.

'Bagaimana jika mereka terlambat datang dan harus melawan semua Chimera ini!'

Dia memperhatikan Dhrizh semenjak tadi.

'Orang ini tidak sederhana, pengambilan keputusan, teknik, dan kontrolnya dalam membunuh lebih cepat sangat rapi. Dia terlihat seperti orang yang sering membunuh. Meski ini Chimera yang hampir mirip dengan manusia dia tidak berkedip sama sekali memenggal mereka!'

"Bang! Level kita meningkat sangat cepat!"

Teriak Harmit yang memeriksa jendela party, Dhrizh juga mengangguk tersenyum samar tanpa berhenti memenggal kepala Houndzard.

[ Party Renshi to Ranswu

• Dhrizh Lv. 60/ Classless ( Leader )

• Harmit Lv.57 / Classless ( Vice Leader )

• Helena Lv.81 / Windwalker ]

Dhrizh berhasil memasuki level 60 dalam sekejap dan Harmit masih membutuhkan banyak pengalaman untuk memasuki level yang sama seperti Dhrizh.

Helena sedikit terkejut, levelnya naik 2 kali yang seharusnya membutuhkan waktu satu minggu untuk naik 1 level. Dengan ini dia berhasil naik ke peringkat 3 dari Record of Ranker.

Satu jam tersisa, mereka telah membersihkan seluruh tempat dan berada didepan pintu yang menurut Helena ruangan bos.

"Langsung aja buka iyakan bang?"

Tanpa menunggu jawaban, Harmit langsung membuka dengan senyum cerahnya yang seperti idiot.

"Mhm, terserah... Pada akhirnya kita masuk."

Jawab Dhrizh dengan acuh tak acuh.

"Bagaimana bisa kalian begitu berani!"

Helena sedikit menjerit tidak seperti yang biasanya. Fallreen menenangkannya mencoba untuk menjaga imejnya didepan pemain lain. Helena tidak peduli lagi tentang imejnya setelah bersama mereka beberapa saat.

"Eii, kalau kami mati tinggal kembali lagi ke Renshi Village. Lagi pula monster disana bisa mempercepat leveling kami yang sekarang."

Tepis Dhrizh dengan bahunya sedikit terangkat.

"Betultuh kata Abang Dhrizh!"

Pintu terbuka lebar, ruang gelap yang mereka lihat tiba tiba diterangi dengan lilin bercahaya biru. Harmit dan Iruna terpesona melihat pemandangan itu. Suara suram tiba tiba terdengar membuat seluruh tempat bergetar.

"Tidak kusangka kalian sudah datang terlebih dahulu."

Mereka merasakan merinding yang mengerikan, dan bersiap untuk menyerang. Harmit langsung mengeluarkan daun berisi Ice Spike, Dhrizh mengambil posisi sedikit aneh, Helena sudah bersiap untuk melakukan serangan habis habisan.

"Jangan terlalu tegang,"

Suara itu tiba tiba berhenti dan melanjutkan sedikit tersenyum, bisa dirasakan dari suaranya.

"Hoho, seorang Book Holder juga ada disini rupanya."

Dhrizh sedikit asing dengan istilah buku, ia kemudian menghubungkan informasi.

'Mungkin ini ada hubungannya dengan Unknown Book'

Sebuah singgasana muncul diujung ruangan itu. Hiasan pada singgasana sangat mengerikan, berbagai macam tengkorak dipasang disitu, bahkan tengkorak manusia dapat dilihat.

Seorang pria juga muncul duduk di singgasana, memakai topeng tengkorak setengah wajah yang menutupi dari dahi hingga hidung. Tongkat panjangnya terdapat mutiara hitam yang memancarkan aura mematikan. Party Dhrizh tidak dapat bergerak karena aura tersebut.

Dhrizh mencoba untuk memeriksa informasinya dan matanya sedikit terbakar langsung mengurangi kesehatan hingga 80%.

Pria itu kemudian berkata, "Tidak sopan melihat informasi seseorang. Baiklah karena kau seorang Book Holder aku memaafkannya."

Dhrizh menyadari itu ada hubungannya, Harmit ingin mengucapkan sesuatu tapi tertahan. Tubuh mereka tiba tiba sangat berat, rasanya seperti ditindih sebuah mobil.

"Kecuali Book Holder, yang lain setidaknya harus bersujud kepada ku."

Kata pria itu, dia kemudian mengenalkan diri dengan posisi masih duduk hanya tangannya yang menyentuh dada.

"Ketahuilah bahwa namaku Karim Benzena, seseorang yang suatu hari nanti akan membangun kembali Chaos Empire. Seharusnya langkah pertama akan dimulai dari sini, tapi karena kalian telah membunuh seluruh ciptaan ku yang tidak berdaya rencana itu hancur. Hormat dariku untuk tindakan cepat dari mu Book Holder."

Karim menundukkan kepalanya sedikit kepada Dhrizh.

Helena berkeringat dingin, kemampuan penilaiannya dapat menilai monster hingga level 300 lebih dari itu tidak mungkin!

'Tolong Heilin! Jangan kesini!'

Helena menganggap Heilin lebih berharga dari pada yang lainnya, dia tau jika seorang Npc mati disini mereka tidak bisa hidup lagi seperti Player.

Sementara itu karena Heilin memberi semua efek mempercepat, mereka 13 orang dengan 10 Eksekutif Yggdrasil serta Heilin dan 2 pengawal terpercaya dapat datang lebih awal ke gua.

Saat mereka melangkah masuk lebih dalam, ruangan tiba tiba sedikit bergetar. Heilin merasa tidak beres dan langsung berlari lebih cepat.

Rufus dan Eksekutif lain memperhatikan sekitar bekas pertarungan dari dekat gua hingga pertengahan. Itu bukan seperti Helena yang membunuh mereka semua.

Seorang Hunter memberitahu jejak pertarungan hanya 2 orang, yaitu seorang magician dan warrior atau ksatria.

Semakin mereka masuk, semakin ngeri mereka akan hasil pertarungan. Terutama saat berada diruangan yang luas, dimana mayat Sub Elite bertebaran dimana mana. Dalam hati Rufus merasa sangat merinding.

'Bagaimana ada Player tidak dikenal dapat melakukan hal seperti ini! Sebetulnya siapa mereka!"

Kembali lagi ke Dhrizh yang melonggarkan penjagaannya, memasukkan kedua pedang dalam sarung dan menyapa Karim.

"Terimakasih atas sanjungannya. Namaku Aris dan seorang Warrior."

Dhrizh memalsukan identitas, ia merasa itu akan berbahaya jika identitasnya ketahuan.

"Hoho, Aris~ Tidak masalah kau membohongi ku. Jadi menurut mu hukuman apa yang bagus bagi tikus tikus yang menyusup kemari dan membunuh ciptaan ku?" Tanya Karim dengan tangan satunya didagu.

Identitas Dhrizh yang lainnya tidak masalah bagi Karim, ia hanya peduli dengan identitas Dhrizh sebagai Book Holder.

Dhrizh pura pura bingung dengan pertanyaan santainya.

"Penyusup? Apakah aku penyusup itu?"

Karim tertawa dan melambaikan tangannya,

"Tidak tidak, seorang Book Holder dimataku sama seperti penasehat. Apa yang kalian lakukan membawa kehancuran. Sama sepertiku, jadi siapa peduli? Lagipula kehancuran kalian datang padaku juga.,"

Dhrizh semakin bingung dengan informasi yang dikatakan Karim.

'Dari cara bicaranya berarti ada Book Holder lain! Dan apa yang dimaksudnya penasehat dan pembawa kehancuran!'

Dhrizh kemudian bertanya lagi agar Karim tidak berpikir dia dihiraukan.

"Book Holder, apakah kau tau selain diriku totalnya ada berapa lagi?"

Karim berpikir sedikit dan menjawab.

"Total Book Holder ada 15, yaitu 7 Book Holder Deadly Sins, 7 Book Holder Heavenly Virtues, kemudian Saintess. Aku tidak tau kamu seorang Book Holder yang mana."

Dhrizh berhasil mendapatkan jackpot dari informasi itu.

'Sialan! Buku ini mungkin sangat berharga!'

Dia kemudian melirik Harmit dan merasa berterimakasih diberi barang yang mungkin menjadi harta tidak ternilai dipermainan ini.

Harmit tidak mengerti apa yang dibicarakan. Dia merasa pinggangnya sangat sakit. Melihat Dhrizh yang seperti ingin berkata terima kasih, Harmit tersenyum bodoh.

Helena merasa pernah mendengar kalimat 7 Heavenly Virtues entah dimana jadi dia sedikit menggali ingatan dan tidak dapat apa apa.

Karim melanjutkan, "Kalau kau ingin tau lebih lanjut, tanya dengan bukumu sendiri. Informasi itu terdapat disana, kau belum menemui Master mu?"

Dhrizh mengingat undangan dari Virens, sepertinya itu Master dia. Kemudian merasakan ada orang yang berlari kearah mereka. Karim terlihat tidak senang dan mengeluarkan beberapa golem dari lantai disekelilingnya.

"Kalian mengganggu seseorang yang sedang berbicara!"

Helena berteriak dalam hati khawatir akan Heilin. Rufus dan yang lainnya muncul dan terdiam, tidak dapat menggerakkan dirinya sedikit pun.

Rufus menjerit dalam hati, 'Tekanan macam apa ini!? Tubuhku tidak dapat bergerak sama sekali!'

Heilin muncul setelahnya dan melihat Helena terbaring dilantai kemudian melirik kesinggasana, ia berteriak.

"KARIM LEPASKAN HELENA!"

Karim sedikit terkejut ada orang luar yang telah mengetahui identitasnya.

"Hoho, ada yang mengenal aku... Nampaknya para bangsawan tidak begitu bodoh. Jadi menurutmu bagaimana Book Holder?"

Dhrizh melihat Heilin yang berniat membantu Helena, tidak berpikir terlalu lama dia menjawab.

"Bunuh mereka semua kecuali orang yang dibawahku langsung dan wanita yang berteriak barusan."

Karim tersenyum dan mengikuti perintah Dhrizh tanpa banyak tanya. Rufus dan yang lainnya mengerutkan dahi dan berteriak didalam hati.

'Siapa sebenarnya pria itu!?'

Karim melambaikan tongkatnya sebentar dan mengucapkan beberapa mantra tidak dikenal Dhrizh.

Aura kegelapan keluar dari ujung tongkatnya dan kemudian terbang kekepala mereka masing masing.

Mereka menjerit kesakitan, aura itu memberikan efek korosi yang mengikis daging kepala mereka perlahan lahan.

Daging yang penuh akan darah terhisap, membuatnya terlihat seperti arang sekarang.

"Bajingan sialan! Kau yang memberi perintah akan ku balas nanti!"

Teriak Rufus sebelum kepalanya hancur jadi debu.

"Guild kami tidak akan melepaskan mu!"

"Helena! Katakan hati hati dengan kawanmu!"

Mereka semua bersumpah kepada Dhrizh dan Helena yang paling dikenal mereka.

Tidak disangka, perjalanan selama beberapa hari hanya menghasilkan kerugian yang besar untuk mereka.

Heilin tercengang melihat orang kepercayaannya langsung mati dengan satu ayunan tongkat.

Dia melihat Dhrizh yang memberikan perintah dan kemudian berbicara lagi, "Karim... Apakah kau akan melepaskan kami?"

Karim tertawa, "Haha! Tentu saja tidak!"