Aisyah Pov
Sekar tiba di jakarta pukul setengah enam sore, aku sudah menunggunya dan mengajaknya masuk kedalam rumah untuk beristirahat sebentar karena perjalanan Jakarta-Bandung lumayan melelahkan meski tidak begitu lama.
"Sekar..., masuklah...!" aku mempersilahkan sekar masuk dan kemudian aku membuatkan minum untu adikku ini. Sekar terlihat agak takut sambil memperhatikan sekeliling rumahku.
"Tenanglah Sekar..., ibu berada di rumah mertuaku, jadi kamu tenang saja...! aku juga sudah berusaha membuat ibu mengerti dan menerima ibumu..., tetapi kalian harus bersabar ya...! semuanya membutuhkan proses." Aku menjelaskan kepada Sekar kalau ibu sedang tidak di rumah dan dia kini merasa agak lega.
"Kakak..., boleh aku memelukmu...?" Sekar tertunduk dan menangis saat mengatakan keinginannya.
"Tentu saja boleh Sekar, kau dan Nia adalah adikku." Aku menghampiri Sekar dan memeluknya. Kami memang berbeda ibu..., tetapi kami adalah sedarah karena kami terlahir dari ayah yang sama.
