Chereads / engkaukah bidadari itu / Chapter 16 - sadar

Chapter 16 - sadar

aku bersimpuh dihadapan Allah, merendahkan diri memohon agar memberikan sebuah keajaiban,aku berdo'a untuk aldo,aku berharap dia bisa sadarkan diri.aku melepas mukenaku kemudian aku mengambil baskom dengan air hangat didalamnya yang akan kugunakan untuk menyeka tubuh suamiku,meski dia tetap tertidur pulas,setiap pagi dan sore aku selalu membasuh tubuhnya,agar aldo merasa nyaman, aku tidak bersedih lagi sekarang,aku sudah pasrahkan segalanya kepada sang pemilik kehidupan,aku juga sangat bersyukur bisa merawatnya dengan sepenuh hatiku,aku juga mempersiapkan diriku seandainya Allah mengambilnya, untuk itu selagi aku masih bisa bersamanya aku akan mencurahkan kasih sayangku padanya.

" sayang...aku harap kau bisa mendengarku, kau tau...aku sangat mencintaimu, semenjak aku menjadi istrimu...aku akan selalu bersamamu...apa kau tidak ingin bangun sayang...apa kau tidak merindukan ku dan faris, buah cinta kita...?" aku membelai pipinya, kemudian aku mencium bibirnya yang terasa dingin, saat bibirnya sudah agak menghangat kulepaskan ciumanku,dan kukecup keningnya,aku melihat disudut matanya yang terpejam ada setetes airmata.

"sayang...kau menangis? apa kau mendengarku?" aku senang aldo memberi respon.aku semakin betsemangat.aku pun menelepon bhita, dia juga senang, dia memintaku untuk lebih sering mengobrol dengan aldo.

"assalamu'alaikum..." aku mendengar suara ibuku diluar.

"wa'alaikum salam.." jawabku menghampirinya,aku meminta ibuku untuk mengantarkan faris,,aku ingin aldo dan faris saling dekat ,aku berharap keberadaan faris bisa merangsang kesadaran suamiku.

setelah ibu melihat keadaan aldo dan menyerahkan faris padaku ibu kemudian pamit pulang karena harus membantu ayah mengurus bisnisnya.

" terima kasih bu...aku belum bisa membahagiakan kalian,aku justru selalu merepotkan kalian" ibu memelukku yang rapuh.

" sudahlah aisyah...yang penting intuk saat ini rawatlah putra dan suamimu sebaik- baiknya...biar ibu juga membantumu sebisa ibu..." ibuku kemudian berjalan keluar dan menghilang di balik pintu, aku kembali kekamar melihat aldo yang masih sama seperti tadi.

" sayang...lihat...siapa yang datang..?" aku tersenyum kearah nya dan mendekatkan faris kepada aldo,tangan kecil faris menggenggam jari telunjuk aldo, faris menarik jari aldo fan ingin memasukkan kedalam mulut mungilnya,saatb aku melihat jari itu bergerak ..aku mengucek mataku...apa akubsalah lihat, tetapi lagi- lagi jari itu bergerak, aku langsung memanghil bhita dengan ponselku.

" assalamu'alaikum bhita...jari aldo bergerak, bisa kah kau datang dan memeriksanya?" tanyaku sangat antusias

" baik aisyah..kamu tenang ya...aku meluncur kesana." kata bitha mematikan ponselnya dan segera bergegas kerumahku.

" sayang...bangunlah...faris dan aku merindukanmu.." kataku menggenggam tangannya.perlahan mata aldo terbuka...dia mengerjabkan beberapa kali sebelum akhirnya aku melihat senyumnya mengembang dibibir pucatnya.

" aisyah...faris...." katanya terbata...aku meletakkan faris di box nya dan mengambilkan air minum untuk aldo...aku menyuapinya sesendok demi sesendok sir putih kedalam mulutnya.

" sudah cukup aisyah...terima kasih." aku pun menaruh gelas ke meja dekat tempat tidur kami.

"assalamu'alaikum..." bhita berlari masuk ke kamarku sambil mengucapkan salam, dia tersenyum melihat aldo sudah sadar

" aku akan memeriksamu sebentar..." bhita mengeluarkan alat- alatnya dari dalam tas.

aku menggendong faris yang menangis.

" cup sayang...lihatlah...ayahmu sudah sadar..." aku mendekat kearah bitha yang sedang memeriksa aldo.

" aisyah...aldo sudah agak membaik sekarang,,tetapi transplantasi jantung nya harus segera dilakukan...untuk sementara jangan membuatnya terkejut ,oke.." tabhita pun mengemasi alat- alatnya.

" baik.." akupun mengantarkannya sampai ke pintu karena dia harus kembali kerumah sakit.

aku menghampiri aldo,kuletakkan faris disampingnya kemudian kamipun tertawa bersama.

" terima kasih ya Allah...engkau maha pengasih dan penyayang." akupun melakukan sujud syukur atas kesadaran aldo.

"sayang...bagaimana perasaanmu?" tanyaku pada aldo, dia kemudian tersenyum dan memintaku mendekat kearahnya.

" aisyah...terima kasih atas cintamu...berkatmu aku bisa bangun lagi sekarang." aldo menceritakan padaku bahwa dia mendengar setiap yang aku katakan meski dia tidak sadarkan diri, dia berusaha untuk membuka matanya, hingga akhirnya sentuhan faris membuatnya sadar. hubungan ini benar- benar menciptakan keajaiban, hanya saja aldo tetap harus mendapat donor jantung.

mertuaku datang setelah perjalanan mereka keluar negeri belum membuahkan hasil. saat aku mengatakan aldo sudah sadar ayah dan ibu aldo langsung datang dan untuk sementara tinggal bersama kami agar bisa membantuku mengurus aldo dan faris.

" bu...aku mau menemui tabhita sebentar, dia mempunyai kabar baik tentang aldo...aku titip faris juga aldo ya bu..." aku pun pamit setelah menerima telepon dari tabhita...aku langsung bergegas kerumah sakit tempat tabhita bekerja.

" apa kira- kira yang akan tabhita katakan?" kata hatiku penasaran, aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan maksimal, aku tidak tenang meninggalkan aldo dan faris terlalu lama. aku agak terburu - biru hingga aku kaget saat tiba- tiba ada sebuah truck berada tepat didepanku dan tabrakan itu tak terhindarkan.aku merasa tubuhku mengalami kesakitan yang teramat sangat, hingga aku merasa tak bisa menahannya, dadaku terasa sesak dan perlahan kesadaranku menghilang.