tabhita keluar dari ruang ugd dan menemuiku, dia kaget dengan kehadiran ibu dan ayah mertuaku.
" bhita...bagaimana keadaan aldo?" tanyaku saat melihatnya, tabhita tidak langsung menjawab tetapi pandangannya menyapu kami satu persatu.
"aisyah, om..tante...keadaan aldo ternyata mengalami kemunduran, meskipun untuk ginjal sudah teratasi, tetapi dia mengalami komplikasi pada jantungnya. aldo menderita gagal jantung," tabhita menatapku iba..
" aisyah...satu- satunya cara adalah transplantasi jantung..kita harus mencari donor jantung untuk aldo...dan kita hanya punya waktu maksimal tiga bulan saja." tabhita melanjutkan kata- katanya.akupun merasa bingung sekarang...mencari donor jantung tidaklah mudah.
" ayah...ibu...bhita...bolehkah aku menemui aldo?" aku bertanya pada bhita dengan tatapan memohon.
bitha mengangguk dan aku langsung masuk ke ruang ugd...aldo masih disana..
aku masuk dan melihat aldo terbaring tak sadarkan diri...wajah tampannya pucat, aku duduk didepan tempat tidurnya, kuraih tangan suamiku lalu kukecup punggung tangannya.
" mas...kenapa kau seperti ini...baru saja semalam kita menghabiskan waktu bersama..saling melepas kerinduan diantara kita?" aku terisak sambil menggenggam tangannya dan kuletakkan dipipiku.
" kau harus bertahan mas...aku akan mencari kemanapun sampai aku mendapatkan donor jantung untukmu." aku pun kemudian melepaskan genggaman tanganku karena para perawat itu akan memindahkan suamiku ke ruang iccu.aku mengikutinya saat dia dibawa keluar, ibu, dan ayah juga bhita mengikuti brangkar aldo sampai ke ruangan dimana aldo akan dirawat.
" ibu..ayah...bitha...aku mau pulang dulu...kasihan faris, tolong kabari aku tentang aldo apabila dia sudah sadar sebelum aku kembali." aku pun mencium tangan kedua orang tua aldo dan memeluk bhita sebentar lalu aku pulang.
***
"assalamu' alaikum ....bu...aku pulang." aku masuk kerumah dengan langkah lunglai...semangatku menguap entah kemana.
aku pun duduk di sofa ruang tamu dan menyadarkan kepalaku disana.
"aisyah...bagaimana keadaan aldo nak?" tanya ayahku yang baru pulang kantor.
" aldo menderita gagal jantung yah, dan jalan satu- satunya agar dia selamat adalah dengan transplantasi jantung...itu artinya aku harus mencari donor jantung." kataku tertunduk dihadapan ayahku.
ayahku menghela nafas yang berat.
" ayah akan berusaha sebisa ayah untuk membantumu nak..." ayah menepuk bahuku menyemangati ku yang terlihat sangat rapuh.
" oh ya yah...ibu dan faris dimana?" tanyaku..
"mereka ada dikamarmu nak.' ayah kemudian meninggalkanku sendiri menuju ruang kerjanya.aku pun bergegas ke kamarku untuk menemui ibu. ibu sedang menyelimuti faris yang sedang terlelap.
" bu...untuk sementara aku menitipkan faris padamu dan ayah, keadaan aldo sangat membutuhkanku selalu disisinya bu...aku harap ibu ikhlas memaafkanku yang selalu merepotkanmu." aku mencium punggung tangan ibuku dan ibu memelukku dengan erat.
" kau tenanglah nak.. faris aman bersama kami..ibu akan mendo'akan mu agar bosa melewati semua kesulitan ini." akupun lalu pergi mandi,dan menyiapkan asi untuk faris .setelah semua beres akupun kembali ke rumah sakit tempat aldo dirawat .sudah satu minggu aldo kembali dirawat di rumah sakit tetapi keadaannya masih sama...belum sadarkan diri. setiap pagi dan sore ku basuh tubuh aldo dengan menggunakan handuk basah,kubersihkan pijatan- pijatan kecil di tangannya,kuajak mengobrol, kadang- kadang aku memarahinya karena dia tidur terlalu lama.saat bhita memeriksanya aku mencoba meminta agar aldo bisa dirawat dirumah,agar faris juga bisa bertemu ayahnya,siapa tahu aldo bisa sehera sadar dari komanya.
akhirnya bhita mengijinkan aldo dirawat dirumah dengan alat- alat yang tetap menempel ditubuhnya, akhirnya aku bisa mengajak aldo pulang.
" bhita...terima kasih ya...kamu yang terbaik.." kataku pada bhita...ayah dan ibu mertuaku sedang keluar negri ubtuk mencari pendonor jantung untuk aldo.
" mas aldo...bangunlah...apa kau tidak kasiha n melihat kami khawatir padamu?" tanyaku...akupun kemudian naik keatas tempat tidur aldo, aku berbaring bersamanya dan memeluknya..."cepatlah bangun sayang."
aku kemudian terlelap sambil mememeluk suamiku.