"Siapa kamu?"
"Nama saya, Sarifudin. Saya yang membawa, Neng, ke puskesmas. Neng, pingsan di hutan. Apakah, Neng, ingat?"
"Hutan?" tanya Stevi bingung. Ia belum ingat kejadian sebelum ia dibawa ke puskesmas. Stevi duduk dan mencoba mengingat.
Kilasan kejadian di rumah Tardan terbayang di ingatan Stevi. Ia mengingat bagaimana suaminya itu dengan teganya menyuruh preman untuk memperkosa Stevi. Tiba-tiba tubuhnya gemetar, ketakutan menguasai diri Stevi.
Ia seakan merasakan kesakitan yang dirasakannya saat ketiga preman itu menggagahinya dengan beringas. Ia mengingat suara tawa Tardan dan kekasihnya di luar kamar. Di saat Stevi sedang merintih kesakitan, mereka justru tertawa bahagia.
"AAKHH!"
"Neng! Neng!" Sarifudin mendekati Stevi yang tiba-tiba saja berteriak histeris.
"Pergi! Pergi kamu! Kamu orang suruhan Tardan, kan? Pergi!" Stevi menceracau histeris.
"Dokter! Dok!" Sarifudin memanggil dokter. Ia memeluk Stevi supaya tidak melarikan diri.
Tap! Tap! Tap!