Chereads / Aku dan 1000 kota / Chapter 38 - Cluj-Napoca, Romania

Chapter 38 - Cluj-Napoca, Romania

Namanya adalah Hoia Baciu, tanpa sempat berdandan atau sekedar memoleskan lipbalm, Valter sudah menyeretku ke tempat ini, hutan paling menyeramkan di dunia dan juga dikenal dengan segitiga bermuda Transylvania. berbagai fenomena supranatural dan perisitiwa misterius terjadi disini yang tidak dapat dijelaskan, sehingga kerap digunakan sebagai aktivitas paranormal dan ajang uji nyali berbagai stasiun tv.

Kami bergerak pelan pelan memasuki hutan yang terkenal dengan berbagai kisah horor nya semenjak 500 tahun silam, suasana begitu sepi, sedikit suram dan basah, nampak matahari sesekali mengintip di balik dedaunan.

Hawa mistis memang terasa sangat kental begitu memasuki hutan, bahkan pengemudi uber yang mengantarkan kami ke tempat ini di buat bingung dengan alasan kenapa harus pergi ke daerah ini, penduduk lokal tidak pernah cukup berani untuk memasuki hutan ini karena ada banyak legenda tentang orang yang memasukinya dan tidak pernah kembali.

Aku berjalan mengikuti langkah Valter dari belakang, sebenarnya ada perasaan sedikit takut memasukinya terlebih aku berasal dari negara yang sangat percaya dengan hal hal mistis, jauh berbeda dengan Valter yang tidak sedikitpun terlihat ragu atau takut. Aku berusaha mengusir rasa tidak nyamanku dengan meyakinkan bahwa ini siang hari dan cukup terang, dibantu rasa penasaran akan isi hutan ini.

Aku tidak menemukan kicauan burung disini, hanya ada suara dengingan, dan gesekan gesekan ranting pepohonan, atau suara gaduh yang datang dan pergi.

"Nama "Hoia Baciu" berasal dari nama seorang gembala yang hilang bersama dengan 200 kawanan dombanya ketika memasuki hutan ini. Hutan ini kemudian menjadi sangat populer dan disebut segitiga bermuda daratan di tahun 60-an ketika beberapa orang memotret beberapa objek berbentuk cakram terbang di langit di atas hutan. Orang-orang yang tinggal di dekat Hoia Baciu juga memperhatikan beberapa lampu yang tidak dapat dijelaskan pada malam hari dan benda-benda asing di langit." ucap Valter membuka percakapan di tengah suasana hening sebuah hutan.

" Kamu jangan menakutiku. " sahutku setengah merengek. Aku mendekatkan diri di dekat Valter dan mengengam pergelangan tangannya.

Sesekali Valter berhenti mempelajari hutan, mengambil beberapa potong gambar dan video, ada banyak pohon berry kecil yang siap untuk dipetik, jamur jamur gipsy dengan berbagai ukuran, pohon-pohon yang bengkok menjadi zig-zag seperti sedang menari yang menjadi salah satu elemen dengan sentuhan menakutkan karena tidak dapat dipecahkan secara ilmiah mengapa pepohonan di sejumlah area ini seperti berbentuk kaki orang menari.

Ada juga rimbunan pohon yang memiliki 4 pohon besar dalam satu pangkal akar. cabang-cabang kerangka dipelintir seperti kepang tali. Sesekali nampak rusa yang mengintip di balik pepohonan dan beberapa burung elang yang terbang dipucuk pucuk pohon. Di beberapa bagian, ada beberapa benda asing yang diikat dipohon, seperti mainan anak dan tengkorak tengkorak yang mungkin dipasang untuk membuat hutan ini lebih seram.

Valter berhenti sejenal memeriksa kompas digital, memastikan bahwa kita semakin mendekat lokasi 'dead zone'lingkaran terkenal Hoia Baciu di mana tidak ada pohon yang tumbuh. semenjak peristiwa UFO dan penampakan hantu dibagian tengah hutan membentuk lapangan melingkar yang tidak ditumbuhi apapun. Beberapa peneliti telah datang sengaja untuk meneliti tidak adanya vegetasi di sana dan sejauh ini mereka menyerah dan tidak ada penjelasan ilmiah mengapa ruang itu kosong.

" Valter, mengapa disini begitu sunyi ? Bukankah tempat ini begitu populer ? " sahutku sambil mengamati bentuk kau yang nampak seperti rumah pohon kecil yang sudah berlumut. Ini adalah hening yang sempurna, tapi terasa seperti ada sesuatu yang tidak beres. Entah apa.

" Hutan ini menyeramkan sehingga semua orang berlari pergi. Masyarakat sekitar sering menemukan hal aneh, orang yang pergi dan tak pernah kembali."

" Ada cerita tentang seorang gadis kecil yang tersesat di hutan ini dan tak kembali, gadis kecil itu menghilang selama kurang lebih lima tahun, namun kemudian muncul kembali setelah lima tahun berlalu. Uniknya, selama lima tahun itu si gadis ini tak berubah. Ia tetap memakai baju yang sama dan usianya pun seolah tidak menua sama seperti ketika ia menghilang. " ucap Valter, membuatku bergidik dan mendekat ke arahnya. Valter tertawa melihat tingkah konyolku.

Kami menikmati berjalan-jalan di sekitar hutan dan menjelajahi masuk lebih dalam ke area 'Dead Zone' , sedikit agak ganjil karena tidak ada layanan signal telepon di bagian bagian tertentu hutan.

Kami tiba di Dead Zone ( lingkaran zona mati ), dimana yang di kenal segitiga bermuda daratan, tidak ada vegetasi apapun di dalam lingkaran, pohon pohon seperti membuat lingkaran untuk tidak tumbuh di daerah itu, ditempat itu juga terkenal dan dipercaya sebagai portal/ gerbang gaib yang bisa membawamu tembus ke dimensi atau semesta lain.

" Apa kamu bersedia untuk menghabiskan malam hari disini ? " sahut Valter sambil mengambil gambar video ku dengan latar belakang hutan.

" Tidak akan dan tidak akan pernah. " Sahutku dengan menggelengkan kepala tegas dengan mimik muka marah.

Kami segera keluar dari area hutan setelah puas mengambil gambar, dan sebelum senja tiba. Aku mengancam untuk marah besar jika Valter tinggal lebih lama lagi di dalam hutan.

Pffuff... aku mengucap syukur setelah lolos dan pergi menjauh dari area yang membuat perasaanku tidak tenang. Semacam ada sesuatu yang tak kasat mata senantiasa berbisik samar di telinga sepanjang perjalanan di dalam hutan.

-

" Besok kita kemana sayang ? " tanyaku sambil menyenderkan kepalaku di atas bahu Valter di dalam taxi yang membawa kita pulang ke hotel.

" Kita akan mendaki di Apuseni Mountains, sekitar 3 jam berkendara. " Sahutnya sambil mengecek phonecell yang sedari tadi kehilangan signal.

" Apa keistimewaan Apuseni ? " tanyaku lagi, sambil memejamkan mata.

" Bentangan alamnya indah, surga para penjelajah, banyak gua indah dan tebing tebing tinggi disana, lembah dan budaya masyarakat setempat dan cara hidup desa tradisional." sahutnya lagi.

Aku teringat desa waerebo di kabupaten Nusa tenggara Timur, Indonesia, Kurang lebih mungkin akan seperti itu pemandangannya. Suara Valter yang sedang bercerita semakin lama semakin sayup terdengar, alam mimpi sudah meniup manja kedua kelopak mataku.

beep..beep...

15 menit kemudian aku terbangun oleh bunyi phonecell Valter, aku mengangkat kepalaku dari bahu Valter dan mencoba untuk duduk tegak, memberi sedikit ruang untuk Valter menjawab telp.

Valter menjawab telp dan bercakap selama kurang lebih 3 menit dengan bahasa Germany yang tidak ku mengerti.

" Siapa ? " tanyaku ingin tau, sambil mengucek mataku, menghalap rasa kantuk.

" Mama. " Jawabnya singkat, raut wajahnya sepertinya sedang berpikir dan nampak raut khawatir di wajahnya.

" Ada apa ? Tidak biasanya mama maloree menelp, kecuali benar benar penting. " sahutku lagi sambil memperhatikan Valter.

" Sepertinya kita harus menunda perjalanan kali ini, Jade. " sambil meraih tanganku dan mengengam jari jemariku. Aku tau sepertinya ada yang tidak beres, setenang apapun Valter, dia terlihat sedikit gelisah.

" Besok kita terbang ke Spielberg, Austria. Kakakku mengalami kecelakaan disana. " sahutnya dengan suara rendah.

Aku nampak kaget mendengar berita dari Valter.

" Kakak siapa ? " sahutku dengan rasa ingin tahu besar.

" George, dia mengalami kecelakaan di sirkuit balap Red Bull Ring, Spielberg, Steiermark, Austria. " ucapnya lagi.

" Oh Tuhan. "

💨💨💨