Perjalanan menuju rumah sakit terasa sangat lama, aku tidak dapat menahan air mata yang mengalir tak terbendung, seorang tim medis di depanku berusaha menangani Ben, dengan menghentikan pendarahan.
Untaian doa tak henti hentinya mengalir dari bibirku, aku begitu ketakutan, tim medis menutupkan selimut ke atas tubuh Ben yang mulai mendingin, aku juga merasakan telapak tangan Ben yang mulai dingin terasa.
Ben memejamkan matanya, sesekali napas nya sesak, dan terhenti, tim medis memintaku terus memastikan nafas Ben tidak terhenti begitu saja, aku dapat merasakan keringat dingin mengalir lewat dari dan punggung badanku.
Tidak banyak yang bisa kulakukan setiba di rumah sakit, aku hanya bisa menunggu di luar dengan perasaan gelisah, semasa Ben dalam penanganan, aku menghubungi beberapa staf untuk mengabarkan keadaan Ben dari ponsel Ben yang di serahkan padaku sebelum ia masuk ke dalam ruang penanganan.