Vampir Tampan itu adalah kekasihku

Kartika_Kencana
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Part 1

Renata berusia 23 tahun adalah seorang sekertaris perusahan besar di kota Y. Ia merupakan gadis yang sempurna dengan paras bak seorang model ternama dengan rambut hitam kecoklatan lurus panjang sepinggang, bermata sipit. Renata merupakan sekertaris perusahan sekaligus sekertaris pribadi Farhan. Farhan adalah CEO dari perusahaan tempat dimana Renata bekerja. Farhan bertubuh kekar, dengan dadanya yang bidang bak seorang atlet profesional. Siapa yang menyangka pria tersebut merupakan jelmaan dari Vampir.

Seperti biasanya pagi ini Renata memasuki ruangan Farhan dengan membawa beberapa dokumen penting untuk di tandatangani oleh Farhan.

Tok...tok...tok..

"Permisi pak... Maaf saya mengganggu waktu bapak" ucap Renata dari balik pintu.

"ya.... Silahkan masuk" ucap Farhan sembari membaca dokumen lain yang hendak di tandatangani.

"Ini ada dokumen lagi yang harus bapak tandatangani segera.... 1 jam lagi kita ada meeting" ucap Renata sembari menyerahkan dokumen di meja kerja Farhan.

"Baiklah... Terimakasih sudah mengingatkanku tentang meeting nanti" ucap Farhan santai.

"Sudah kewajiban saya sebagai sekertaris bapak untuk mengingatkan jadwal bapak" ucap Renata.

"Renata.. Nanti tolong sebelum meeting belikan saya kopi di restoran depan.. Kebetulan klien kita nanti sangat menyukai kopi tersebut" pinta Farhan

"Baik Pak.... Nanti akan saya bawakan kopinya sebelum meeting" ucap Renata

"Terimakasih" ucap Farhan

"Jika sudah tidak ada yang bisa saya kerjakan... Saya permisi dulu pak" pamit Renata

"Ya.. Kembalilah bekerja" ucap Farhan

_________

Meeting akan berlangsung sepuluh menit lagi. Renata tengah mengantri kopi pesanan Farhan. Farhan dengan wajah cemas menanti kedatangan sekertarisnya itu.

"Dimana Renata? Kenapa jam segini dia belum juga masuk ke ruang meeting" gumam Farhan dengan mengetuk-ngetuk jemarinya di meja meeting.

Lima menit sebelum meeting di mulai Renata datang dengan menenteng 4 buah kopi yang ia beli di depan kantor. Beruntunglah klien mereka belum sampai ruang meeting. Jadi Renata tidak dalam masalah besar.

"Kamu beruntung kali ini.. Sudah terlambat namun klien kita belum datang" ucap Farhan dengan tatapan kemarahan.

"Mohon maaf pak... Saya terlambat karena mengantri waktu beli kopi ini" ucap Renata sambil menata kopi panas itu di tempatnya.

"Lain kali kamu harus bisa mengantisipasinya.. Sekarang kamu telepon sekertaris dari klien kita" perintah Farhan.

"Baik pak.. Saya izin menelepon" ucap Renata

Renata keluar dari ruang rapat dan menutup pintu. Tak di sangka klien mereka sudah berada di luar.

"Silahkan masuk pak... CEO kami sedang menanti kedatangan Anda" ucap Renata sambil membuka pintu dan mempersilahkan klien mereka masuk ke dalam.

"Senang bertemu dengan Anda Pak Bram" ucap Farhan dengan menjabat tangan Bram.

"Saya juga senang bertemu dengan Anda Pak Farhan"ucap Bram menyambut jabatan tangan Farhan.

"Silahkan duduk" Farhan mempersilahkan Bram dan sekertarisnya untuk duduk

"Terimakasih" ucap Bram

"Mari kita mulai rapat ini" ucap Farhan

Renata menyerahkan dokumen yang ingin ia ajukan pada Pak Bram dan menjelaskan dengan detail rencana seperti apa serta kemungkinan untung rugi dari rencana tersebut.

Renata cukup terampil dalam mengkomunikasikan maksud dan tujuan perusahaan mereka bekerjasama. Telah banyak proyek besar yang berhasil ia dapati dan sangat menguntungkan bagi perusahaan.

Farhan tidak memperhatikan apa yang di jelaskan Renata. Farhan malah mengamati dan memperhatikan Renata yang sedang mempresentasikan proyek mereka itu. Farhan sangat mengagumi sosok Renata yang sangat profesional. Tanpa ia sadari timbullah benih-benih cinta di hati Farhan.

Rapat penting itu pun usai, Bram merasa tertarik dengan presentasi mereka. Bram langsung melakukan tanda tangan kontrak dan mereka mulai bekerjasama.

Setelah Bram dan sekertarisnya pergi, Farhan menghampiri Renata yang sedang merapikan dokumen penting yang tadi ia presentasikan.

"Renata" ucap Farhan

"Ada yang bisa saya bantu pak" ucap Renata

"Hari ini kamu menggolkan proyek kita lagi. Aku ingin merayakannya" ucap Farhan

"Bersama karyawan lain juga pak?" tanya Renata.

"Tidak.. Hanya kita berdua setelah karyawan lain pulang kita makan bersama" ucap Farhan.

"Baik pak" ucap Renata

"Renata.. Jadilah sekertaris pribadiku mulai sekarang" ucap Farhan

"Tapi pak... Bukannya bapak sudah memiliki sekertaris pribadi?" ucap Renata

"Sudah ku gantikan posisinya denganmu" ucap Farhan dengan senyuman.

"Tapi pak" ucap Renata

"Mulai besok ruanganmu dekat sama ruanganku" ucap Farhan

"Baik pak.. Terimakasih pak" ucap Renata

Farhan pergi meninggalkan Renata dengan senyumannya. Renata terdiam melihat tingkahku bosnya tersebut.

"Pak Farhan kenapa ya? Sebelum meeting jelas-jelas dia marah sama gue.. Kenapa setelah meeting sikapnya berubah gitu" gumam Renata sambil mengunci pintu ruang meeting. Renatapun kembali ke meja kerjanya dan bekerja seperti biasa.

Tak terasa jam kerja telah habis, satu persatu karyawan telah meninggalkan kantor dan pulang kerumah masing-masing. Hanya tersisa Farhan dan Renata. Renata masih asyik dengan sejumlah dokumen di mejanya. Sehingga tanpa ia sadari Farhan tengah memperhatikan dirinya.

"Astaga" ucap Renata yang terkejut melihat Farhan yang sedang memandanginya dari tadi.

"Maaf membuatmu terkejut" ucap Farhan

"Tidak apa-apa Pak. Sudah mau makan malam ya Pak.. Sebentar saya izin ke toilet dulu" ucap Renata

"Iya" ucap Farhan mengizinkan Renata ke toilet.

Renata kembali dengan menggunakan riasan tipis di wajahnya. Rutinitas Renata sebelum pulang untuk memoles riasan di wajahnya usai lelah bekerja. Farhan melihat ke arah Renata dan terpaku.

"Pak Farhan.. Ayo berangkat" ucap Renata memecahkan lamunan Farhan

"Renata.. Kamu cantik sekali" kalimat itu terucap tanpa Farhan sadari

"Maaf Pak" ucap Renata

"Ayo berangkat" ucap Farhan

Renata dan Farhan makan malam dengan rasa canggung menyelimuti mereka.

"Pak Farhan... Terimakasih atas teraktiran bapak malam ini" ucap Renata memecahkan keheningan di antara mereka

"Ini bukan apa-apa Renata.. Kamu udah menguntungkan perusahaanku.. Ke depannya kita akan lebih sering lagi makan bersama" ucap Farhan

"Maaf pak... Apa saya tidak salah dengar" ucap Renata heran.

"kamu tidak salah dengar... Di luar jam kantor panggil nama saja ya" pinta Farhan

"Baik pak" ucap Renata

"Jangan panggil Pak" ucap Farhan

"Iya Farhan" ucap Renata terbata-bata

Farhan tersenyum melihat Renata. Renata menundukkan kepalanya saat Farhan melihat dirinya.