.
.
.
"J-jae hyung.." Ucap jimin saat mengetahui seseorang yang berada di belakang jungkook. Ya itu jaehyun. Jaehyun datang ke apartemen jimin karena dia sedang merindukan adik kesayangannya.
"Ada apa ini? Untuk apa kau kesini jungkook?" Ucap jaehyun dengan tangannya yang terkepal menahan amarahnya untuk mendapat jawaban dari jungkook.
Dengan seringainya jungkook yang tadinya menoleh ke arah jaehyun kini berbalik menatap jimin. Dengan cepat jungkook menarik jimin dan mendekap tubuh jimin yang menghadap jaehyun. Jimin terkesiap dengan apa yang dilakukan jungkook yang entah darimana sebuah pisau lipat telah berada digenggaman jungkook dan menodongkannya ke leher jimin.
"H-hyung.." Jimin tak bergerak wajahnya sedikit mendongak dan matanya menatap jaehyun dengan air mata yang masih mengalir.
"Jungkook apa yang kau lakukan? Lepaskan jimin." Jaehyun pun dibuat terkejut dengan apa yang dilakukan jungkook.
"Jangan mendekat atau aku akan melukainya." Ancam jungkook saat melihat jaehyun yang melangkah maju dengan perlahan.
"H-hyung tolong a-aku.. Hiks.."
"Jungkook lepaskan jimin! Dia sedang mengandung jungkook.. Lepaskan jimin oke.." Jaehyun mencoba membujuk jungkook untuk melepaskan jimin.
"Tidak! Aku akan membawa jimin bersamaku." Ucap jungkook yang masih dengan dirinya mendekap jimin dengan pisau yang berada di leher jimin sambil perlahan berjalan menuju pintu dan akan membawa jimin pergi.
"Jungkook kumohon lepaskan jimin ne.. Kasihan janin yang berada di perut jimin kook." Jaehyun yang berusaha setenang mungkin membujuk jungkook.
"Tidak, jangan mendekat atau aku akan berbuat nekat."
Jaehyun masih terus mencoba mendekat dan jungkook berjalan ke arah pintu dan saat akan keluar jaehyun menerjang tubuh jungkook dan jimin pun akhirnya terlepas.
Perkelahian sengit pun terjadi dengan jungkook yang masih memegang pisau itu. Jimin sangat takut dan hanya bisa menangis melihat adegan yang berada di depannya.
Entah di sengaja atau tidak pisau itu menusuk perut jaehyun.
π π‘ππ
"Akhh"
"H-hyung... T-tidak.. Hiks.. HYUNG!" Mata jimin melebar melihat itu. Di depan matanya hyungnya terkapar dengan darah segar keluar dari perut jaehyun. Jimin pun berlari dan mendekap tubuh jaehyun.
"Hyung.. Hiks.. Tidak hyung.. Hiks.. Bertahanlah.. Hyung.. Hiks.. K-kumohon.. Hiks.."
"J-jimin.." Lirih jaehyun sambil memegang lukanya yang terus mengeluarkan darah. Jungkook benar-benar hilang akal dia pun menarik jimin dan membawanya peegi.
"Ayo kita pergi." Ucapnya sambil menarik lengan kiri jimin .
"Tidak! Hiks.. Jungkook lepas.. Hiks.. Hyung.."
"CEPAT!" jungkook pun menghentak lengan jimin agar jimin segera terlepas dari jaehyun. Dan berhasil namun jimin masih meronta menggapai jaehyun yang kini terkulai lemas dilantai.
"Tidak hiks.. Hyung!" Jimin terus meronta sampai jungkook kewalahan dan berakhir dengan pukulan pada leher belakang jimin dan jimin pun jatuh tak sadarkan diri. Jungkook pun segera mengangkat tubuh jimin dan segera membawanya pergi meninggalkan jaehyun disana.
"Inilah akibatnya jika kau tak menurut sayang."
Jungkook pun membawa jimin pergi setelah dia masuk kedalam mobil dengan tubuh jimin yang tak sadarkan diri berada di kursi belakang.
Sore harinya pukul 03.00 wonho telah kembali dari kantornya. Dia menyelesaikan pekerjaannya lebih awal karena telah berjanji pada jimin akan membantu mengerjakan pekerjaan rumahnya.
Sesampainya di apartemen wonho pun masuk kedalam setelah membuka password pintu apartemennya dan betapa terkejutnya wonho melihat apartemennya yang berantakan dan wonho pun segera mencari istrinya itu.
"Jimin.. Baby.. Kau dimana?.. Jimin.." Tak menemukan istrinya dimana pun wonho pun berlari ke kamarnya.
"JAE HYUNG!" wonho benar-benar terkejut melihat keadaan jaehyun kakak iparnya yang terkulai lemas bersimbah darah dengan pisau yang masih tertancap diperutnya.
Wonho pun meraih jaehyun dan membawa kepala jaehyun keatas lengannya.
"Hyung apa yang terjadi? Hyung buka matamu hyung.. Ya tuhan.. Hyung bangunlah hyung!" Wonho menepuk-nepuk pipi jaehyun agar tebangun namun tak ada respon sama sekali. Wonho pun segera menelpon rumah sakit agar mengirimkan ambulan dan setelahnya dia menelpon ayahnya.
"A-ayah hiks.. Tolong ayah..hiks.."
"Ada apa wonho-ah kenapa menangis?"
"Ayah hiks.. Jae hyung yah.. Hiks.. D-dia.."
"Kenapa nak cepat katakan ada apa?" Terdengar suara tuan jeon yang khawatir.
"Ada yang.. Hiks.. menikam jae hyung ayah hiks.. Dan.. J-jimin menghilang..hiks.. Saat aku pulang .. Hiks.. Rumah berantakan hiks.. Awalnya aku.. Hiks.. Mencari jimin.. Hiks.. tapi aku malah.. Hiks... Menemukan jae hyung.. Hiks.. Dengan luka tusukan.. Hiks.. Di perutnya.."
"Astaga.. Wonho-ah ayah akan segera kesana.." Telpon pun terputus dan wonho mencoba membangunkan jaehyun agar tetap sadar.
"Hyung.. Kumohon hyung bangunlah.. Hiks.. Hyung.."
"Hah.. J-jim-in.." Ucap jaehyun yang setengah sadar.
"Hyung.. Hyung.. Bangun hyung.. Hiks.. Apa yang terjadi.. Hiks.. Dimana jimin hyung.. Hiks.."
"J-jim-in.. Hah.. J-jim-in.. Hah.. Uhuk.
Uhuk.." Ucap wonho terbata dengan nafas tersengal.
"Ya Hyung Katakan hyung Pelan-pelan jangan dipaksakan.."
"W-won-ho ah.. Hah.. J-jung-kook.. M-mem-ba-wa.. Hah.. J-jim-in.."
"Ap-apa? Jungkook hyung? Jadi dia.."
"W-won-ho.. Hah.. S-se-lam-at kan hah.. J-jim-in dan hah.. Akh.. J-ja-ga hah.. J-jim-in hah un-tuk ku.. Hah.." Setelah mengatakan itu Jaehyun pun menghembuskan nafas terakhirnya di depan adik iparnya.
"H-hyung.. Hyung.. Bangun hyung.. HYUNG! Hiks.. Jangan pergi hyung.. Hiks.. Aku berjanji akan menjaga jimin untukmu hyung.. Hiks.."
"Wonho! Astaga.. Kenapa ini bisa terjadi? Bagaimana keadaan jaehyun?" Ucap tuan jeon yang sudah sampai dan terkejut melihat jaehyun yang bersimbah darah. Wonho pun menggeleng lemah sebagai jawaban.
"Ya tuhan.. Apa yang sebenarnya terjadi nak?"
"Jungkook hyung.. Jungkook hyung yang melakukannya yah dan dia telah membawa jimin."
"A-apa? Jungkook? Dia benar-benar sudah tak waras arrrrggh..." Tuan jeon mengusap wajahnya kasar dia benar-benar tidak mengerti dengan yang putra sulungnya lakukan.
"Ayah janji akan menemukan jimin. Ayah akan menyuruh orang-orang ayah mencarinya!" Tuan jeon pun segera menghubungi anak buahnya untuk mencari jungkook dan jimin.
"Hallo.. Jackson cari tau keberadaan jungkook. Dia membawa pergi menantuku jimin suruh anak buahmu menyebar ke seluruh seoul bila perlu keseluruh korea. Kau harus menemukannya."
"Baik tuan" Jawab anak buah tuan jeon yang bernama jackson. Sambungan pun terputus.
"Ayah janji akan menemukan jimin secepatnya."
"Ya ayah aku sangat khawatir pada jimin dan kandungannya."
Ambulan pun sampai tuan jeon dan wonho membawa tubuh jaehyun kedalam ambulan dan mengikuti ambulan itu wonho pun segera menghubungi ayah mertuanya untuk datang ke rumah sakit.
β’β’β’
Di tempat lain. Jimin sudah berada di sebuah ranjang dengan tangan terikat dan pakaiannya yang telah berganti dengan kemeja putih yang besar sampai menutupi paha mulusnya dan hanya dengan celana dalam yang berwarna hitam dia belum sadar dari pingsannya.
πΎππ π‘ππ ..
Terdengar suara pintu terbuka dan disana jungkook melihat kedalam dan menemukan jimin yang masih terlelap. Jungkook pun mendekat ke ranjang yang di tempati jimin dan segera duduk di pinggiran ranjang dengan matanya yang menatap lekat wajah jimin. Jungkook pun meraih pipi cubby jimin dan mengusapnya.
"Kau akan bersamaku selamanya sayang dan juga anak kita. Aku tak akan melepaskanmu." Ucap jungkok dengan mengusap perut jimin yang mulai membuncit.
"Eeunghh.." Terdengar lenguhan dari bibir jimin dan mulai tersadar dari pingsannya. Jimin mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan dengan cahaya yang tertangkap oleh matanya.
"Selamat malam sayang! Kau sudah bangun hum..?" Jimin sangat terkejut dengan suara yang di dengarnya dia pun menoleh dan mendapati jungkook di sampingnya.
"J-jungkook..? βJimin beringsut mundur dan membawa tubuhnya menjauh dari jungkookβK-kita dimana? T-tolong biarkan a-aku pergi.. Hiks.."
"Ssssttt.. jangan menangis lihat kau sudah pulang sayang ini rumah kita."
"T-tidak hiks.. Jae hyung.. Hiks aku ingin m-melihatnya.. Hiks.."
"Sayang, dengarkan aku ne.. Kita akan hidup berdua disini.. Ah, tidak..tidak bertiga ya.. Bertiga.. hehehe.. Kita akan bertiga nantinya dengan anak kita. Kita akan hidup bahagia disini." Ucap jungkook yang terlihat seperti orang tak waras.
"Tidak! Aku ingin pulang! Aku ingin wonho hiks.. W-wonho.. Hiks.."
Jungkook yang mendengar jimin menyebut nama adiknya menjadi geram dan mengeraskan rahangnya. Amarahnya mulai tersulut.
"Kau jangan pernah menyebut nama pria lain didepanku. Aku tidak suka!" Jungkook mencengkeram dagu jimin dengan keras dan jimin hanya bisa terisak karena tak berdaya.
Jungkook dengan kesal menyentak dagu jimin kasar kemudian jungkook berlalu meninggalkan kamar itu meninggalkan jimin yang menangis sesenggukan.
"W-wonho.. Hiks.. Tolong a-aku.. Hiks.."
πππ