"Hum, apa-apaan dia? Seharusnya aku yang marah. Kenapa jadi dia yang mendiamkan aku," gerutu Gheisha.
Aryk tidur di ruang istirahat Dokter Denis. Menunggu esok hari untuk membawa istrinya pulang. Laki-laki itu marah karena Gheisha marah padanya, tapi menyiksa diri sendiri. Aryk lebih suka jika istrinya itu memaki atau memukulnya, tidak menyiksa tubuhnya sendiri yang baru saja keluar dari rumah sakit.
Gheisha terbangun tengan malam. Ia keluar mencari suaminya. Ia tidak tahu di mana Aryk sekarang.
"Mau kemana, Nyonya?"
"Sammy di mana?"
"Di ruang istirahat," jawab salah satu pengawalnya sambil menujuk letak ruangan itu.
"Oh. Kalian tunggu di sini, saya cuma mau melihat sebentar," ucap Gheisha.
Ia melangkah dengan pelan, meminimalisir suara agar tidak ketahuan. Saat ia membuka pintu, ada orang yang berdiri di sana. Gheisha hanya bisa tersenyum canggung.
"Mau apa?" Denis menghadang di tengah pintu.
"Hanya lewat." Gheisha segera berbalik.