Seminggu setelah liburan bersama Sammy, Tamara meminta cuti. Ia pulang ke kampung halaman orang tua angkatnya. Namun, Sammy tidak tahu sama sekali.
***
Tamara memandang hamparan tanaman padi yang menghijau. Tubuhnya terasa lelah mengemudi dari Jakarta sampai ke kampung. Ia memutuskan beristirahat sejenak di sebuah warung pinggir jalan. Ia berdiri sambil menunggu teh hangat pesanannya datang.
Sudah sepuluh tahun, ia tidak pulang. Alasannya karena malas mendengar kedua orang tua angkatnya memintanya untuk segera menikah. Bukannya tidak ingin, tetapi hatinya tidak bisa mengkhianati Sammy. Ia merasa jadi anak yang durhaka karena tidak menuruti keinginan kedua orang tua yang telah merawatnya, sebelum akhirnya ia diasuh sang nenek. Mereka hanya mengasuh sampai usia tiga tahun dan neneknya baru memberitahu setelah Tamara mengalami kasus pemerkosaan.
"Neng! Ini teh hangatnya," panggil pemilik warung.