Brak!
Pintu kamar terbuka dengan suara keras. Tamara yang saat itu sedang berbaring di tempat tidur, seketika terbangun. Ia berdiri dengan tubuh gemetar dan kedua mata beningnya itu membelalak lebar.
Dandelion, Aryk, Kaisar, dan Sammy, berdiri di tengah pintu. Aryk dan Sammy mencoba menahan wanita itu agar tidak melangkah mendekati Tamara. Namun, mereka tidak bisa menghentikan Dandelion, dan ….
Plak!
Sebuah tamparan keras melesat, menyentuh pipi putih itu hingga berubah kemerahan. Jantung gadis itu seolah-olah ditarik dan kembali ke tempatnya semula. Begitu terkejutnya gadis itu, sampai-sampai ia merasa detak jantungnya berhenti.
"Untuk apa kamu mendekati putraku kembali? Belum cukup membuat dia menderita selama lima tahun lebih, dan sekarang kamu kembali seenak jidat," cerca Dandelion. Tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia langsung menuduh Tamara sengaja mendekati Sammy kembali.
