Suasana hening dan tegang mewarnai ruangan berukuran empat kali empat meter persegi yang terletak di samping ruang keluarga. Dandelion dan Aryk duduk berhadapan di ruang baca. Mereka berniat merundingkan masalah akuisisi perusahaan.
Sang istri sudah mengembalikan uang teman-temannya dan ia tidak ingin lagi bertengkar dengan suaminya. Ia merasa, sudah waktunya untuk mengurangi aktivitasnya di luar rumah. Ia hanya akan mengurusi rumah kelas akting bersama Asha.
"Ini surat-surat perusahaan. Aku serahkan semuanya padamu. Aku menyerah untuk melanjutkan mengurus perusahaan itu, tapi aku mohon ... izinkan aku tetap mengajar seni di sekolah akting."
"Terima kasih atas pengertiannya. Maaf, jika aku keterlaluan. Aku ingin keluarga kita kembali seperti dulu, Mah. Kamu hanya bekerja saat pagi sampai siang hari. Sore dan malam waktu bagi kami."
Dandelion hanya menanggapinya dengan senyuman. Sebenarnya, ia merasa berat untuk meninggalkan perusahaan. Apalagi ia membangunnya dari nol.