Prang!
Lesiana khawatir ada pencuri yang masuk dari dapur. Dengan hati-hati, ia melangkah menuju dapur. Namun, yang dilihatnya bukanlah pencuri melainkan pembobol hati. Ia segera membalikkan badan karena malu melihat mereka berciuman.
Tidak bisa dikatakan berciuman juga, karena Sisi tidak merespon sama sekali. Ia hanya berdiri kaku dengan tangan berpegangan pada tepian meja dapur. Wanita itu sudah tidak ingin terjebak dalam permainan hati dan cinta.
Lesiana pergi dari dapur, tapi tangannya menyenggol ujung rak kaca. Irgi segera melepaskan kecupannya. Namun, ia tidak mencari tahu siapa yang datang. Ia tidak peduli, walau yang melihat mereka mungkin Lesiana.
"Kenapa tidak merespon?"
"Tidak apa-apa. Aku mengantuk, permisi."
Sisi pergi meninggalkan Irgi. Perasaannya juga sama dengan laki-laki itu. Ia merasa tertarik, tapi tidak berani untuk berharap.