Hari ini Ahfaz menggantikan abinya yang agak kurang enak badan menyimak para santri yang setor hafalan qur'an mereka.beberapa hari ini Ziyad memang terlihat agak kelelahan karena menjelang Idul fitri banyak yang mengundang Ziyad untuk mengisi acara menjelang berbuka dan saat sahur, hari ini sudah tidak banyak santri yang berada di pesantren, hanya tinggal beberapa yang memang berniat membantu Ziyad dan Kirana dan juga yang rumahnya diluar pulau.
"Assalamu'alaikum..." suara yang sangat familiar terdengar oleh Ahfaz yang baru saja kembali dari masjid.
" Wa'alaikum salam ..kak Ayya....Ahfaz kangen..." Ahfaz mencium tangan kakaknya juga kakak iparnya, kemudian memeluk kakak perempuannya yang sangat dirindukannya.
" Ahfaz...kamu semakin tampan...dimana abi dan umi...?" tanya Ayya yang belum melihat kedua orang tuanya, padahal biasanya mereka selalu menyambutnya saat dia dan Ahfaz kembali kerumah.
" Abi sedang tidak enak badan kak...umi menemaninya." Ahfaz membantu membawakan barang- barang kakaknya, Ayya akan berada dirumah selama satu minggu dan kembali ke kudus tempat kyai Bashori dan umi Hana yang merupakan mertuanya sekarang, meski Ayya belum tahu,tetapi Ayya dan Ahfaz sudah diasuh mereka sejak kanak- kanak dan sudah menganggap mereka seperti orangtua mereka sendiri.
" Kak Rafi...ayo masuk...silahkan beristirahat dikamar kak Ayya..." Ahfaz menggoda kakak iparnya.
" Baiklah...tapi aku akan menemui abi dan umi dulu, tolong ya faz...bawakan ini kedalam!" Rafi memberikan tasnya pada Ahfaz dan langsung menaruh dikamar kakaknya.
"Assalamu'alaikum abi..umi..." Rafi dan ayya masuk kekamar Ziyad dan Kirana bersamaan.
" Kalian sudah tiba...?" Ziyad sedang bersandar di kepala tempat tidur dan Kirana berada disampingnya.
" Baru saja bi...katanya abi sakit?" Ayya menghampiri abinya dan uminya untuk mencium tangan orang terkasihnya,Rafi juga melakukan hal yang sama.
" Abi...umi...rafi mau keluar sebentar mencari Ahfaz..." Rafi meninggalkan Ayya bersama umi dan abinya.
" Ayya bagaimana sekolahmu nak?" tanya Kirana pada putrinya.
" Alhamdulillah umi...semua berjalan lancar." Ayya tersenyum dan kepalanya disandarkan di dada abinya.
" Putri abi sudah besar, tetapi masih manja..." Ziyad mencubit hidung Ayya gemas, kemudian memandang Kirana dengan penuh cinta.
" Umi...lihatlah putri kita ini..dia sangat mirip dengan abi...kalau umi rindu pada abi, peluklah putrimu ini, pasti rasa rindumu akan segera hilang." Ziyad membelai kepala istrinya dengan Ayya masih berada dalam pelukannya, ketiganya saling memeluk.
" Umi, abi...Ayya istirahat dulu ya...perjalanan jauh...Ayya pingin rebahan." Ayya pun meninggalkan kamar orang tuanya dan langsung ke kamarnya untuk istirahat.
" Bii...apa maksud abi bicara seperti tadi? memang abi mau kemana.. ?" tanya Kirana heran dengan sikap Ziyad.
" Tidak kemana- mana sayang...abi berjanji akan selalu ada disini.." tangan Ziyad menyentuh dada istrinya, memberirahunya bahwa dia akan selalu berada di hatinya.
" Abi...kenapa umi merasa abi akan pergi jauh...?"Kkirana merasa tidak enak dengan hatinya, dia menggenggam tangan suaminya yang langsung memeluknya.
" Sayang...temani abi tidur ya...abi ingin tidur di pelukanmu..." Ziyad menepuk tempat disampingnya dan Kirana tersenyum sambil berbaring memeluk Ziyad dengan mesra.Ziyad mencium pucuk kepala istrinya, tangannya membelai punggung Kirana,menyalurkan ketenangan di hatinya yang sedang gundah.mungkin karena sedang tidak enak badan jadi perasaannya menjadi sensitif, dia merasa Kirana akan meninggalkannya.kedua pasangan itu tertidur dengan saling berpelukan.
***
Sore hari Kirana sudah menyiapkan makanan untuk berbuka puasa, setiap senin dan kamis Kirana dan Ziyad terbiasa berpuasa, apalagi saat Ramadhan seperti saat ini,Kirana akan memasak sendiri hidangan untuk berbuka. Sementara Ayya sedang berada di mushola pondok putri menemui sahabatnya yang juga membantu ndalem, sedangkan Ahfaz dan Rafi berada di masjid, makanan sudah tersedia, hanya menunggu beberapa saat lagi waktu berbuka.Kirana menemani Ziyad didalam kamar, saat Kirana masuk ke kamar,Ziyad sedang membaca alqur'an sambil duduk bersandar di kepala tempat tidur seperti tadi saat Kirana meninggalkannya untuk memasak.
" Umi...abi pingin nanti kita sholat maghrib berjamaah di masjid, bersama Ayya,Rafi dan Ahfaz juga kang dan mbak ndalem yang masih tinggal dipesantren." Kirana menganggukkan kepalanya.
" Njih abi..." Kirana kemudian membantu Ziyad keluar dari kamar, keadaannya sudah membaik setelah istirahat seharian.
Waktu berbuka pun tiba, semua orang berkumpul di ruang makan, mereka berbuka bersama,setelah itu sesuai permintaan Ziyad tadi mereka kemudian sholat berjama'ah di masjid dengan diimami langsung oleh Ziyad.
Setelah berbuka,semua orang sudah berada di masjid,tetapi Ziyad tidak kunjung datang,Kirana merasa cemas dan menyuruh Ahfaz memanggil abinya,tetapi sebelum Ahfaz beranjak dari tempatnya,Ziyad sudah tiba,Kirana merasakan keanehan pada diri suaminya,wajah Ziyad terlihat sangat pucat,tidak seperti saat berbuka tadi,di juga terlihat sangat kelelahan,seperti baru saja datang dari tempat yang sangat jauh,yang paling membuat Kirana bersedih,Ziyad seperti tidak mengenalinya,laluZiyad segera memimpin sholat,suara Ziyad sangat merdu saat melantunkan ayat demi ayat,dan saat raka'at terakhir saat sujud terakhir Ziyad tidak kunjung bangun, semua orang khawatir saat sudah lima belas menit bersujud Ziyad tak kunjung bangun, Rafi yang berada di shaf paling dekat dengan Ziyad menyentuh kakinya untuk mengingatkan tetapi tubuh Ziyad terguling kesamping, melihat itu Rafi maju ke posisi Ziyad dan menggantikan sebagai imam, Rafi menyelesaikan tugas Ziyad sebagai iman hingga tahiyyat akhir dan salam, saat sholat selesai semua orang menangis, terutama Kirana yang sudah menitikkan air mata saat mendengar suara imam berubah menjadi suara Rafi, tetapi mereka harus menyelesaikan sholat mereka terlebih dahulu,setelah salam Kirana langsung menghambur ke tubuh suaminya yang sudah terbaring disisi sajadahnya.
" Abi.....abi...." Kirana terisak sambil memangku kepala suaminya, wajah tampan suaminya kini terihat pucat,Ayya dan Ahfaz juga mencoba membangunkan abi mereka.
" Abiii...."
"Abii...bangun bi...." Ayya tak kuasa menahan kesedihannya dan jatuh pingsan, Rafi segera menggendong Ayya ke kamarnya, Ahfaz memeluk uminya yang terisak dan masih memangku tubuh Ziyad yang sudah tak bergerak.
" Abii....." Kirana memanggil suaminya dengan suara lirih sementara airmatanya terus keluar, seorang dokter yang dipanggil kang ndalem sudah tiba dan memeriksa keadaan Ziyad, dengan wajah yang tertunduk dokter menyatakan Ziyad sudah meninggal dunia.
Kirana seperti tidak percaya pada kenyataan bahwa Ziyad pergi dengan tiba- tiba.tetapi dia segera sadar akan ketentuan sang maha kuasa.
" Ahfaz...tolong bantu membaringkan jenazah abi dengan posisi yang benar." Kirana sudah tenang, Rafi segera membantu Ahfaz dan kang ndalem mengangkat jenazah abinya ke kediamannya dan membaringkan disebuah kasur kecil yang diletakkan diruang tengah ndalem, begitu jenazah Ziyad sudah dibaringkan dengan benar Kirana segera mengambil air wudhu dibantu oleh Ahfaz sementara Rafi segera memberitahu orang tuanya tentang kabar duka ini.
" Ahfaz...bantu umi mengambil air wudhu nak.." Kirana dipapah Ahfaz untuk berwudhu, airmatanya sudah mengering, tetapi tubuhnya sangat lemah.setelah berwudhu kirana duduk disamping jenazah suaminya dan mulai membaca al qur'an hingga hatam tiga puluh juz, Kirana membaca kali ini, meski hafal, tetapi saat ini dia ingin membaca mushaf itu,karena dengan menyentuhnya dia merasa hatinya menjadi lebih kuat.
Ayya sudah sadar dan sekarang berjalan mendekat kearah uminya yang sedang mengaji dihadapan jenazah abinya, tubuhnya juga sangat lemah sehingga Rafi harus memeluknya.Ahfaz dan Rafi bergabung ikut mengaji sementara kang dan mbak ndalem mengubungi semua kerabat Kirana dan Ziyad, dan mereka satu persatu berdatangan dengan wajah terkejut, setelah empat jam Kirana telah selesai membaca tiga puluh juz kemudian kirana membacakan do'a khotmil qur'an di khususkan untuk suami tercintanya, sesekali dibelai wajah suaminya yang sudah memucat dan dingin, kemudian Kirana menciumi wajah suaminya untuk terakhir kali, Kirana dan sikembar juga memandikan jenazah suami dan abi mereka secara pribadi. setelah selesai dikafani Kirana dan Ayya juga Ahfaz kembali membacakan ayat suci untuk Ziyad sebagai pengantar ke perjalanannya menuju peristirahatan terakhirnya.
" Kirana....kamu yang sabar ya sayang...." Aisha dan Naila yang baru datang langsung memeluk sahabatnya.
" Aisha...Naila...maafkan segala kesalahan kak Ziyad ya...." suara Kirana terdengar lirih, tidak ada airmata tetapi terlihat jelas kesedihan diwajah cantiknya.Daffa dan Ilham memeluk Ahfaz, kedua orang itu masih belum percaya sahabat tercinta mereka pergi secepat ini.mereka juga menghadiahkan Ziyad dengan menghatamkan tiga puluh juz.
" Daffa..Ilham...maafkan semua salah kak Ziyad ya..." Kirana tersenyum kearah dua sahabatnya. Daffa dan Ilham menitikkan airmata, Ziyad adalah saudara mereka..bersama- sama menjalani kehidupan dinegeri orang hingga mereka bisa seperti sekarang.