oh...sepi terasa, disaat cinta pudar dihati...
tak mungkin dapat ku melupakan...
karena dialah kekasihku...
dan disaat ini..kumasih terus mencintaimu...
melupakanmu, tak mungkin dapat, terdengar suaramu yang selalu memanggilku..
dahulu kita sungguh mesranya, bergurau senda, saling mencinta...
kita berjanji, bersumpah setia, hingga ke akhir hayat selalu bersama...
kita hanya bisa merancang, namun tuhan yang menentukan, dan tiba masanya saat dirimu harus pergi dan tak pernah kembali...
kini tinggal aku seorang diri, tiada lagi gurau sendamu, siang malam sepi kurasa, aku rindu dekapan hangatmu...suamiku..
rintih hati kirana,saat semua sanak kerabatnya satu persatu meninggalkannya karena mereka harus tetap melanjutkan hidup. juga ayya dan ahfaz yang harus kembali menimba ilmu, saat termenung kirana selalu teringat nasihat suaminya yang akhir- akhir ini sering diucapkannya, kirana baru sadar saat kini ziyad benar- benar pergi meninggalkan sejuta kenangan indah yang telah mereka lalui selama ini.kirana teringat beberapa hari sebelum kepergian suaminya, saat mereka sedang berbaring bersama.
" sayang,,kalau suatu saat nanti kita akan berpisah, maksud abi dipisahkan oleh suatu masa saat abi tidak lagi berada disisi umi...jangan pernah sedikit pun umi merasa sendiri dan ditinggalkan, oke..." ziyad membelai rambut panjang istri cantiknya.ziyad meneruskan kata- katanya.
" umi harus yakin kalau itu hanya sementara, suatu saat nanti, kita kan bersama lagi dalam kehidupan abadi, dan cinta kita yang akan menyatukan kita. umi tau? karena cinta kita istimewa...meski secara raga kita tak lagi bersama, tetapi abi akan terus berada dihati umi selamanya." ziyad kemudian mencium bibir kirana, dia menumpahkan seluruh kasih sayangnya seolah- olah itu adalah saat terakhirnya. kirana dan ziyad melakukan hubungan suami istri terbaik selama mereka manikah, malam itu kedua insan yang saling mencintai benar- benar membuat pasangan mereka bahagia, ziyad memperlakukan kirana dengan seluruh cinta yang dimilikinya. kini semua itu baru kirana sadari, ternyata malam itu ziyad benar- benar memberi salam perpisahan untuknya.
kirana bahagia, meski tak lagi disisinya ziyad selalu berada dihatinya, selamanya.
" abii...sayang....umi ikhlas...tunggu umi menyelesaikan tugas umi disini...setelah itu, jemput umi untuk pergi bersamamu..." air mata kirana mengalir deras dalam kesendiriannya. dia pun segera beranjak mengambil air wudhu, melaksanakan sholat sunah hingga ia lelah, kemudian membaca al- qur'an hingga hatam di hadiahkan untuk suaminya tercinta.
***
hari ini para santri dan santriwati sudah mulai berdatangan kembali dan mereka memulai aktifitas mereka kembali, untuk santri putra sementara diampu oleh seksi huffadz yang sudah terbentuk beberapa tahun ini jadi tidak ada masalah, sementara untuk santri putri tentu saja dipegang oleh kirana sendiri.
mulai hari ini azka yang notabene adalah putri dari ilham dan naila akan menemaninya karena orangtuanya menitipkannya pada kirana untuk menghafal al qur'an .kirana senang memiliki azka disampingnya...kirana menganggap azka seperti putrinya sendiri, sementara ilham dan naila sesekali membantu kirana mendidik santri di pesantrennya.ziyad pergi setelah kondisi pondok yang diasuhnya sudah stabil dan sudah tersusun rapi.semua orang yang ditunjuk ziyad adalah orang- orang yang memang memiliki bakat di masing- masing bidang yang dibebankan dipundak mereka. kini kirana tinggal membimbing putra putrinya agar menjadi seperti yang ziyad dan dirinya inginkan.
tak terasa setahun sudah ziyad meninggalkan kirana, selama itu kirana menjakankan tugasnya seperti biasa, terbukti, meskipun ziyad sudah tiada, para hafidz dan hafidzoh yang hatam tahun ini justru malah bertambah.
ahfaz dan ayya juga sudah lulus sekolah menengah pertama dan akan melanjutkan sekolah menengah atas...apabila sesuai rencana yang diatur ziyad dan kirana dulu seharusnya ayya dan ahfaz akan melanjutkan sekolah di mesir dan tinggal bersama habib mustofa dan umi farida, sedangkan rafi juga akan kuliah di al-azar bersama- sama dengan ayya.
" assalamu'alaikum..." ahfaz sudah berada diruang tamu saat kirana menyimak bacaan al qur'an azka, gadis cilik ini akan masuk smp tahun ini tetapi ilham dan naila menginginkan azka menghafal al qur'an dulu dan mengikuti kejar paket untuk sekolah formalnya seperti ayya dan ahfaz dulu, pondok yang diasuh kirana memang pondok khusus menghafal al qur'an jadi setiap santri yang masuk disini tidak sekolah formal tetapi hanya menghafal...untuk yang masih usia sekolah seperti azka ataupun ahfaz setiap tahun akan mengikuti ujian kejar paket jadi tetap memiliki ijazah formal.
" wa'alaikum salam..." kirana dan azka menjawab salam ahfaz bersamaan.
" ahfaz...sudah datang rupanya..." kirana mencium kening putranya setelah ahfaz mencium tangannya.
" njih umi, bagaimana kabar umi...sehat kan?" tanya ahfaz agak khawatir, setelah kepergian abinya, uminya semakin terlihat kurus, tetapi semua itu tidak mengurangi sedikitpun kecantikan uminya itu.
" alhamdulillah nak...umi sehat...iya kan azka?" tanya kirana pada azka yang masih berada diruang tamu.
" njih gus, umi kirana sehat...gus ahfaz tidak usah khawatir." azka tersenyum pada ahfaz dan kirana, kemudian mohon undur diri.
" itu ning azka sekarang sudah besar njih umi..." kata ahfaz sambil tersenyum, dulu mereka pernah bermain bersama sewaktu masih kecil sebelum ayya dan ahfaz mondok di kudus.
" ya... dan sangat cantik kan nak?" goda kirana pada putranya yang sekarang tertunduk malu.
" njih cantik to umi...kan azka perempuan..." ahfaz langsung meminta ijin untuk masuk kamar. kirana menggelengkan kepalanya melihat ekspresi ahfaz, kirana sepertinya mencium sesuatu yang manis kemudian bergumam sendiri.
" abi...lihatlah...putra kita sudah dewasa, dia sudah mulai tertarik dengan kecantikan seorang gadis." kirana tersenyum melihat kearah makam suaminya, kemudian masuk kedalam kamar untuk melaksanakan sholat dhuha.