"ayya...kira- kira kamu ingin melanjutkan sekolah kemana nak? " tanya kirana pada putrinya yang sudah remaja.
" ayya sih pengen sekolah dan mondok di rembang umi, di pesantren tempat kak rafi , kata kak rafi disana bagus umi...tapi ya ayya sih ikut kata umi sama abi aja." ayya membantu kirana menyiapkan sarapan dan menghidangkannya di meja makan.
" ayya panggil abi dan ahfaz gih...kita sarapan dulu." kirana menyuruh putrinya memanggil adik dan abinya yang masih dimasjid sementara kirana menuangkan air putih di masing- masing gelas yang sudah disiapkannya untuk suami dan anak- anaknya.
ketiga orang tersayangnya kini sudah duduk bersama di meja makan, kirana segera menyendokkan nasi goreng untuk mereka bertiga.
"ahfaz, apa kamu sudah memutuskan pesantren mana yang kamu pilih untuk melanjutkan sekolah nak? " tanya kirana pada putra nya.
" ummm...udah umi...ahfaz akan meneruskan sekolah dan mondok di pesantren lirboyo, menurut ahfaz disana sangat bagus." ahfaz meminum air putih sesaat setelah selesai sarapan.
" yakin kan dulu nak, jangan terburu-buru.." ziyad ikut menyumbangkan saran untuk ahfaz.
" kalau memang itu keputusanmu, berarti kita harus berpisah dong faz." kata ayya yang juga sudah selesai dengan sarapannya.
" memang kamu mau meneruskan sekolah dimana ayya...?" tanya ziyad pada akhirnya.
" kalau ayya pinginnya di rembang bi, seperti kak rafi, ." ayya yakin akan pilihannya.
" kenapa kamu sangat ingin mondok disana nak?" tanya ziyad lagi sementara kirana dan ahfaz turut menyimak obrolan ayah- anak itu.
" disana ada kak rafi bi,, kata kak rafi ayya harus selalu bersamanya, biar kak rafi bisa melindungi ayya..." kata ayya dengan nada riang..
" kak ayya modus kan...kak ayya hanya ingin bersama kak rafi kan?" goda ahfaz pada kakaknya itu. ziyad dan kirana tersenyum, sebenarnya kyai bashori dan umi hana sudah meminta ayya untuk rafi sejak ayya mulai dititipkan padanya dulu, tetapi ziyad dan kirana tidak bisa memutuskan, karena semua itu tergantung ayya dan rafi sendiri. mereka tidak akan memaksakan meski sebenarnya tetap berharap ayya dan rafi bisa bersama.keluarga empat orang itu terus mengobrol hingga ziyad beranjak pamit karena mendapat undangan untuk mengisi acara di pesantren mertua ilham.
ziyad pergi bersama ahfaz, sementara kirana dan ayya menyelesaikan tugas dirumah, setiap hari kirana mengajar al qur'an kepada para santriwati, ayya pun ikut membantu umi nya, meski usianya lebih kecil dari santriwati yang diajar uminya, ilmu ayya sudah mampu untuk mengajar seorang murid.
kirana dan ayya baru saja selesai dan hendak kembali ke ndalem saat seorang santri yang membantu di ndalem tergopoh- gopoh menghampiri kirana dan ayya.
" umi, ngapunten, baru saja kyai ilham telepon kalau kyai ziyad sekarang berada dirumah sakit, umi dan ning ayya diminta segera kesana." mbak santriwati yang membantu ndalem menyampaikan pesan ilham, kirana dan ayya pun langsung panik dan meminta kang santri yang biasa mengantarkan mereka saat kirana bepergian untuk segera kerumah sakit tempat ziyad dirawat.
" umi...ada apa dengan abi,,bukankah tadi baik- baik saja?" ayya dan kirana menangis,mereka belum bisa membayangkan keadaan ziyad saat ini.satu jam kemudian kirana dan ayya sudah sampai dirumah sakit dan segera bertanya dimana ziyad dirawat, perawat itu mengantar kirana dan ayya ke bangsal ziyad,disana ada ahfaz, ilham,naila dan kyai ma'ruf..
" ilham...apa yang terjadi? kenapa kak ziyad tiba- tiba bisa dirawat disini?" kirana sangat khawatir.
" tadi ziyad terjatuh kiran, dan langsung tidak sadarkan diri, saat ini dokter sedang memeriksanya." ilham menjelaskan kepada kirana, naila datang dan memeluk sahabatnya itu memberikan kekuatan dan berusaha membuat mereka tetap tenang.
" sepertinya ziyad kelelahan, jadwalnya terlalu padat akhir- akhir ini..." kyai ma' ruf mencoba menghibur kirana yang sudah dianggap seperti putrinya sendiri, beliau pun akhirnya pulang lebih dulu bersama naila, sementara ayya,ahfaz,kirana dan ilham tetap tinggal dan menunggu penjelasan dokter. setelah beberapa saat dokter keluar dan meminta kirana dan ilham untuk mengikuti ke ruangannya, kirana dan ilham pun mengikuti dokter.
" ayya,ahfaz, tolong jaga abi dulu ya nak..."pesan kirana sebelum pergi ke ruanga. dokter dan diangguki oleh si kembar.
" silahkan duduk dulu bu..." dokter mempersilahkan kirana dan ilham duduk.
" bagaimana keadaan suami saya dok?" tanya kirana tidak sabar.
" begini bu, pak ziyad terlalu lelah dan tensinya menjadi naik, ditambah lagi tadi sempat jatuh pak ziyad mengalami gejala stroke bu...dan harus dirawat beberapa hari disini." dokter menjelaskan dan kirana langsung terisak mendengar diagnosa dokter, ilham juga tidak kalah terkejut mendengar kata- kata dokter, mereka pun meninggalkan ruangan dokter dan pergi ke bangsal ziyad untuk melihat keadaannya.kirana merasa sedih, tetapi dia juga pasrah,mungkin ini adalah ujian yang harus dialaminya, kirana meminta ilham untuk mengantar ayya dan ahfaz pulang dan membawakan kebutuhan yang kirana butuhkan dirumah sakit, kirana juga meminta ilham, ayya dan ahfaz untuk sementara mengambil alih tugasnya dan juga tugas ziyad mengajar di pesantren, bagaimana pun mereka harus tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar.saat semua orang sudah pergi, kirana menggenggam tangan ziyad yang masih tak sadarkan diri, menciumi tangan suaminya berharap ziyad merasakan kehadirannya dan segera siuman.