"Dia memiliki pemahaman dan kemampuan matematika yang dua kali lebih baik dibanding anak seusianya. Selain itu, dia memiliki kecerdasan emosi yang juga baik dan bisa menggambarkan emosi secara mendalam." Kia menatap Zio dengan sangat serius sementara Zio malah tersenyum.
"Semua itu karena orangtuanya adalah orangtua yang sangat istimewa. Kamu dan Alex adalah jenius medis dan juga jenius alkimia yang tiada bandingnya." Zio membelai kepala Kia dengan lembut. Kini mereka telah memasuki halaman pesantren milik Kaif.
Kia dan Zio turun dengan Jeeva berada di gendongannya sementara Zio membuka pintu belakang dan mendapati Hanan dan Alexi yang baru saja terbangun dari tidur mereka.
"Kalian sudah bangun?" Zio tersenyum dan menggendong Alexi. Hati Hanan menghangat melihat pemandangan ini. Papa dan Mamanya sudah bisa tersenyum dan Hanan berharap mereka sudah bisa menjalani kehidupan ini dengan normal.