Zio terbangun dengan keringat yang membasahi seluruh wajah dan tubuhnya. hatinya lega setelah mengetahui semua yang dilihatnya tadi hanya sebuah mimpi.
"Syukurkah, semuanya hanya mimpi." Zio bergumam sendiri. Dia kemudian kembali berbaring dan memeluk istrinya. Zio megelus perut Syifa dengan lembut dan kembali memejamkan matanya. Untungnya, Zio tidak bermimpi buruk lagi.
"Koko, kenapa wajahmu pucat? apakah kamu sakit?" Zio menggelengkan kepalanya. Dia kemudian mengajak Syifa mandi dan setelah itu mereka menuju ke ruang makan untuk sarapan mersama dengan Ayah dan Ibunya.
"Alex, Syifa, apa rencana kalian selanjutnya?" Zio dan Syifa duduk dan segera mengambil makanan untuk sarapan.
"Ibu, biarkan mereka sarapan dulu, setelah itu baru kita berbicara." Nyonya Lim mengangguk, mereka kemudian segera sarapan bersama.
Setelah mereka selesai sarapan, keempat orang itu segera duduk di ruang tengah untk berbincang dengan Zio dan Syifa.