"Terima kasih Gus, tetapi aku tidak mau anda menjadi anak yang tidak berbakti. Kalau mereka tidak menyukaiku, aku akan berusaha membuat mereka menyukai aku." Syifa tersenyum dan Zio kembali melumat bibir Syifa. Keduanya benar-benar mulai menikmati apa yang sedang mereka lakukan saat ini. Tangan Zio bahkan sudah mulai beraksi, sebenarnya Zio sudah lama ingin menyentuh Syifa dan memberikan hak Syifa, tetapi Zio menahannya sampai Zio meminta ijin dan mempekenalkan Syifa kepada mendiang istrinya Kia.
Sekarang, Zio sudah tidak memiliki alasan lagi untuk menunda melaksanakan kewajibannya memberikan nafkah bathin kepada Syifa.
"Syifa, apakah kamu sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" Syifa mengangguk dan Zio segera mengajaknya keluar dari kamar untuk menemui ibunya. Zio akan terus menemani Syifa karena Syifa bukanlah Kia atau Ayya yang mengerti beberapa bahasa. Syifa hanyalah gadis biasa yang telah menghatamkan Al Qur'an dan memiliki hati yang sangat baik dan tulus.