Chereads / mencintaimu sampai akhir / Chapter 33 - bab 33 Kakek dan Nenek

Chapter 33 - bab 33 Kakek dan Nenek

"assalamu'alaikum..." ziyad dan kirana mengucapkan salam saat tiba dirumah habib mustofa. istri habib, umi farida yang menyambut mereka.

kirana mencium tangan perempuan yang sudah dianggap seperti ibunya itu dengan takdzim, umi farida membalasnya dengan memeluk dan mencium pipi kirana.

ziyad menganggukkan kepalanya dan tersenyum ketika umi farida mempersilahkan mereka masuk.

"hai sayang...." kirana menggendong ayya yang sedang tengkurap di kasur lantai di temani habib mustofa yang sedang menggendong ahfaz karena menangis. kemudian ziyad mengambil ahfaz dari gendongan habib mustofa.

ziyad mencium tangan habib dengan ahfaz yang tertawa didalam gendongan abinya.

" ahfaz kenapa tadi menangis dan sekarang tertawa? " ziyad heran melihat tingkah putranya.

" mungkin dia merindukan orang tuanya.." habib tersenyum dan menghampiri kirana .

" kiran...kamu hsrus sering- sering kesini agar hafalanmu segera selesai.." ucap habib mustofa yang diangguki oleh kirana.

" baik bib..." kirana tersenyum dan kembali bermain dengan putrinya.

" ayo ikut nenek ayya...umimu harus belajar dulu..." umi farida mengambil ayya dari gendongan kirana dan kirana pun segera mengambil air wudhu dan bersiap didepan habib juga umi farida dan suaminya.

kirana kemudian membaca ta'awudz dan dilanjutkan dengan surah al-qur'an lanjutan kemarin.

habib mustofa da umi farida tersenyum puas dengan pencapaian kirana, dia belajar sangat cepat sementara ziyad memejamkan matanya menikmati suara istrinya yang semakin fasih dan merdu.

" cukup kirana..." ucap habib mustofa.kirana pun mengangguk dan menyelesaikan bacaannya.

"kirana..kamu harus segera merampungkan hafalanmu...karena satu tahun lagi kontrak kerja ziyad sudah selesai." kirana mengangguk patuh.

" ziyad...saat pulang ke negaramu nanti...aku ingin kamu menjadi pengasuh di pondok pesantren yan kini sedang aku bangun...aku ingin kamu bersama kirana dan anak- anak kalian tinggal disana." habib sudah memutuskan dan ziyad juga sangat bersyukur mendapat kepercayaan dari gurunya itu.

habib mustofa dan umi farida memang sudah menganggap ziyad dan kirana seperti anak kandung mereka sendiri...karena habib dan umi farida hanya mempunyai seorang putra tetapi sudah meninggal saat masih kecil dan tidak dikaruniai anak lagi.

" baik habib, umi...kami pulang dulu...besok kita akan kesini lagi." ziyad dan kirana pamit...sementara habib mustofa dan umi farida seperti enggan melepaskan ahfaz dan ayya yang berada di dalam dekapan mereka.

" umi...kami permisi dulu...assalamu' alaikum..." kirana dan ziyad melambaikan tangan mereka dan pergi.

***

beberapa tahun telah berlalu, kirana sudah menghatamkan hafalannya,selain menjadi hafidzoh kirana juga memahami ilmu fikih dengan sangat baik dibawah asuhan umi farida, usianya yang masih belia dan juga kepandaian yang memang sudah menjadi bawaannya membuat kirana sangat cepat menyerap setiap ilmu yang diajarkan.

kirana menghafal al- qur'an dibawah bimbingan habib mustofa seorang guru besar di universitas al azar, cairo, dan juga suaminya sendiri ustadz ahmad ziyad yang notabene juga lulusan terbaik dan sarjana qur' an di universitas yang sama, maka kirana benar- benar mendapat keberuntungan yang sangat besar mengingat kehidupan yang sulit yang dialaminya sejak kecil.

kini mereka berpamitan dengan umi farida dan habib mustofa...sebenarnya baik ziyad dan kirana maupun habib mustofa dan umi farida, mereka sama- sama enggan berpisah, tetapi disisi lain mereka juga merindukan orang tua dan saudara yang ada ditanah air.

ziyad dan kirana sudah dinanti keluarga di tanah air, juga daffa, ilham,fadhil dan aisha yang sudah lebih dulu pulang setahun yang lalu, bahkan kini daffa dan aisha telah menikah dan.memiliki seorang putri ysng berusia tujuh bulan.

"habib..umi...kami semua berangkat dulu...jaga kesehatan kalian...kami akan sering menghubungi kalian berdua...

kami juga mohon maaf dan mengucapkan terima kasih sebesar- besarnya karena telah menganggap kami menjadi bagian dari kalian." ziyad dan kirana bergantian menyalami dan memeluk kedua orang tuanya itu.

" kakek...nenek...kami pergi dulu...kami akan sangat merindukan kalian...kedua anak kecil itu menciumi kakek dan nenek mereka...dan suasana menjadi sangat mengharukan saat umi farida enggan berpisah dari keluarga empat orang itu.

" sudahlah umi...biarkan mereka pergi...saat ada waktu luang, sesekali kita bisa menjenguk mereka, atau mereka yang datang kesini.." habib mistofa selalu menjadi orang yang bijak. umi farida dan kirana juga sikembar menangis tersedu - sedu sedang kan habib mustofa dan ziyad hanya menyiratkan wajah sedih tanpa ada air mata yang keluar.

" assalamu'alaikum..." keluarga empat orang itu pergi menuju bandara dengan diantar sopir pribadi habib mustofa.setelah mobil itu pergi, habib mustofa merengkuh umi farida dalam pelukannya dan mengajaknya masuk.

" setiap pertemuan pasti ada perpisahan umi...kita do'akan saja mereka,,agar diberikan kemudahan disetiap langkah mereka dan selalu hidup bahagia.