Beberapa hari kemudian.
Nona berada di salah satu club yang ada di Jakarta. Ia tidak peduli dengan kehamilannya saat ini. Nona merasa kalau dirinya masih sama seperti dulu. Single tanpa kekasih. Ia ingin bersenang-senang dan hidup bahagia dengan minuman keras.
Malam itu Nona mengenakan pakaian yang sangat seksi. Semua orang bisa melihat jelas bagian tubuhnya yang mulus dan mempesona. Nona merasa malam itu sangat bahagia. Minuman keras yang sejak tadi ia teguk berhasil membuatnya melupakan Franz dan Bunda Sopia yang sudah tiada.
Leon baru saja tiba di club malam itu. Sejak Bunda Sopia meninggal, Nona tidak lagi tinggal di rumahnya. Wanita itu berubah menjadi jauh lebih pemarah dan sangat sensitif. Jika tidak berteriak, maka Nona akan menangis. Seperti itu setiap hari. Hal yang paling buruk adalah, Nona tidak mau berbicara dengan Leon. Bahkan ia juga selalu menghindar agar tidak bisa bertemu dengan Leon lagi.
