Chereads / The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia) / Chapter 37 - Tujuan Yang Sama

Chapter 37 - Tujuan Yang Sama

Satu orang pria bermata sayu dengan jaket kulit hitam dan pria lainnya dengan mantel abu-abu berkacamata. Mereka adalah Ian dan Nico, anggota Jita Kyoei yang sepertinya sudah dihubungi sebelumnya oleh Troy untuk datang mengobrol bersama.

Calvin menatap mereka bertiga secara bergantian. Lalu ia tertawa kecil sebelum meneguk segelas kecil araknya.

Ian mendengus malas, lalu duduk di meja itu. Namun ia tetap berbasa basi pada Calvin, meski memang juga cukup ingin tau mengenai keadaannya setelah kemarin dikeroyoki oleh The North Viking.

"Bagaimana lukamu?" Tanya Ian setelah bertegur sapa dengan Troy.

"Yah.. Seperti ini. Kau bisa melihat sendiri. Tagihan rumah sakitnya cukup besar. Itu yang membuatku merasa lebih sakit." Calvin menggeleng-geleng.

Jadi penampakan Calvin adalah.. Separuh wajah yang ditutupi berbagai plester perban. Kedua sisi bibir bawah yang sobek. Mata kiri bengkak parah berwarna biru, ungu, dan hijau akibat terjadi pembekuan darah. Tangan kiri terlilit perban karena luka-luka di sana terlalu besar. Dan tangan kanan banyak menempel plester perban untuk menutupi luka yang tidak perlu dijahit. Sisanya, adalah memar dengan berbagai ukuran dan warna yang nampak seperti pelangi yang menyedihkan.

"Bagaimana dengan motormu? Apa sudah ketemu?" Tanya Nico.

Calvin menggeleng "Motorku yang ini ternyata bisa diperbaiki. Aku tidak mau memusingkan motor yang mereka ceburkan ke laut itu. Pasti mesinnya juga sulit diselamatkan karena terendam air asin." Jelasnya. Lalu ia menuangkan arak ke dalam dua gelas kecil dan menyuguhkannya pada Ian dan Nico. "Silahkan diminum."

Kedua orang itu mengambilnya dan mengosongkan gelas tersebut dalam sekali tegukan "Trimakasih."

Calvin mengangguk kecil, lalu kembali menatap Troy "Melanjutkan yang tadi.. Seharusnya kau sudah mengira bahwa aku sudah pasti mengetahui hal itu. Lalu.. Apa maksudmu menceritakannya padaku?"

Ian dan Nico saling menatap. Sepertinya Troy telah berbicara sedikit dengan Calvin.

Troy berdehem "Aku membutuhkan sedikit bantuanmu."

Calvin tersenyum tipis "Sepertinya Jita Kyoei akhirnya akan bertindak. Ternyata benar, pertolongan kalian kemarin itu bukan hanya cuma-cuma." Tawanya.

Ian mengangguk "Jika kau berpikir kami melakukannya dengan cuma-cuma, bukankah itu artinya kaulah yang lucu? Seperti kau tidak tau saja Jita Kyoei seperti apa."

"Haha.. Itu benar. Sepertinya aku yang terlalu melankolis." Angguknya. "Lalu apa bantuan yang kalian inginkan? Aku akan membalas budi. Hah.. kenapa utangku banyak sekali sih, akhir-akhir ini?" keluh Calvin dengan meratapi nasibnya.

"Selama ini, kami terlalu fokus pada olahraga Judo. Seperti yang kau tau, kami tidak pernah memperdulikan masalah gangster dan perkembangan mereka. Karena itu kami tidak sadar ternyata perlahan mereka menggerogoti pondasi atlet Judo di kota Handway. Intinya tanpa sanggar, tentunya kami akan kesulitan masuk ke dalam kompetisi. Dan pemasukan sanggar adalah dari murid-murid di dalamnya. Kelihatannya beberapa kelompok besar yang menarik mereka keluar. Aku ingin menyelidiki motif mereka dan mengembalikan keadaan seperti semula. Ini semua demi masa depan klub atlet kota Handway. Ini adalah hal yang kami perjuangkan dan impi-impikan sejak masih sangat muda. Aku tidak mau semua hancur begitu saja karena kelompok-kelompok keparat itu." Jelas Nico.

"Kau bertanya apa motif mereka? Seharusnya kau sudah tau. Itu adalah uang, uang, dan uang. Dan satu lagi, kekuasaan. Itu saja. Dan tentu mereka bisa mendapatkan itu semua dengan sebuah bisnis dan banyaknya anggota hebat. Semua itu membuat mereka tidak terkalahkan." Jawab Calvin.

"Satu-satunya cara untuk menghentikan ini adalah melawan mereka. Setidaknya mereka tidak boleh menyeret para calon atlet." Timpal Troy.

"Tidak semudah itu, Troy. Anak-anak itu ikut masuk menjadi anggota gangster karena keinginan mereka sendiri. Dengan masuk ke dalam kelompok itu, mereka akan menerima banyak uang, hiburan, dan juga akan ditakuti. Mereka adalah anak-anak sekolah yang mudah dibujuk dengan sebuah lollipop yang lebih besar." Sahut Ian.

"Itu benar." Angguk Calvin santai dengan menyuap sepotong sosis sapi goreng ke dalam mulutnya. "Dan kelompok kalian juga terlalu kecil untuk melawan mereka semua. Aku sudah bilang, masalah ini sudah semakin serius. Kini kalian baru menyadarinya saat mereka sudah berkembang menjadi raksasa yang sulit dikalahkan."

"Aku tau. Ya.. maksudku, aku juga baru tau." Sahut Nico.

"Kau tau kan, Calvin? Kami tidak pernah mau terlibat masalah. Tapi kali ini kami harus melakukan sesuatu. Ini adalah sebuah krisis." Ucap Troy dengan wajah serius.

Wajahnya yang seperti itu malah terlihat konyol.

"Bisakah kau tidak sedramatis itu? Kau membuat keadaan ini malah terlihat seperti adegan komedi." Omel Ian.

"Be.. benarkah?" Gumam pria itu sambil memundurkan wajahnya yang tadi sudah maju mendekat pada wajah Calvin.

Calvin berdehem sebelum menegakkan kembali punggungnya yang tadi ia mundurkan karena Troy semakin bergerak maju padanya.

"Untuk saat ini aku tidak memiliki rencana untuk kalian." Ucapnya pada mereka bertiga. Ia menggidik bahu, mulai menampilkan ekspresi sendu. "Kalian tau sendiri.. Selama ini aku bergerak sendirian untuk melawan mereka tanpa ada yang mau membantu sama sekali. Jadi selama ini aku hanya bisa mengamati mereka tanpa bisa berbuat banyak."

Ian mendecak "Ya.. ya.. Katakan saja bagian pentingnya." Ia mulai tidak sabar dengan kelakukan Calvin.

"Tenanglah. Dia sedang mengungkapkan kekecewaannya selama ini.." Nico mengusap punggung sang sahabat. Ia memang yang paling pengertian dan berhati lembut.

"Trimakasih, Nico." Senyum Calvin.

"Tolong dilanjutkan. Aku juga sudah mulai jijik padamu." Sahut Nico sambil tersenyum ramah.

Calvin mengangguk sekali, lalu melanjutkan. "Dari pantauanku, ada empat kelompok yang saat ini sedang gencar memperbesar anggota dan wilayah mereka. Karena itu mereka merekrut banyak anak-anak yang jago berkelahi. Mungkin kalian hanya melihat sesama kalian saja, yaitu para anak judo. Tapi kenyataannya mereka juga merekrut anak-anak dari sanggar Karate, Muay thai, dan Boxing. Bukan hanya sanggar-sanggar Judo saja yang sedang terkena krisis. Tapi sanggar mereka juga."

Calvin menjeda dengan meneguk araknya lagi untuk melegakan tenggorokannya yang menjadi kering akibat terlalu banyak berbicara.

"Empat kelompok itu adalah Creeper, Beast Empire, RJC atau Red Jack Commander, dan Hell Gate. Seharusnya kalian pernah mendengar setidaknya satu dari keempat nama kelompok itu. Mereka sudah berdiri cukup lama, namun bisnisnya.. yah.. begitu-begitu saja. Namun sepertinya ada yang membakar mereka sehingga mereka melakukan ini semua." Lanjut Calvin.

"Aku pernah mendengar semuanya kecuali RJC." Ucap Nico.

Ian mengangguk "Aku juga belum pernah mendengar nama itu. Apa dia baru?"

"Apa kalian tau Marcel Douglas?" Tanya Calvin.

Mereka bertiga mengangguk. Dia adalah anak yang saat awal SMA bertubuh gemuk dan suka berkelahi.

"Dia adalah ketuanya." Lanjutan itu membuat ketiga pria tersebut hampir tersedak makanan.

"Apa? Bagaimana bisa?" Bantah Troy. Seingatnya anak itu tidak memiliki teman sama sekali. Ia adalah anak dengan kepribadian yang aneh sehingga tidak ada yang mau dekat-dekat dengannya.

"Jika Marcel menjadi anggota salah satu kelompok, aku masih bisa mewajarkan. Namun kalau dia yang jadi ketua sebuah kelompk, aku baru heran. Siapa yang mau mengikutinya? Dia bukan tipe orang yang bisa menjadi pemimpin." Tambah Ian.

Nico menepuk pundak Ian lalu menggeleng pelan. Membuat Ian dan Troy bersamaan menatapnya dengan bingung. "Marcel Douglas adalah PB alias Prince Bold dari jurusan Fashion design. Anak yang mendapat gelar pria paling tampan, keren, dan populer di seantero jurusan." Jelasnya.