Chereads / Amanda Mencari Cinta / Chapter 43 - Berkhianat (4)

Chapter 43 - Berkhianat (4)

"Bu Inez sudah coba dihubungi?" tanya Amanda pada Latissa.

"Sudah Bu" jawab Latissa. Kalimatnya terhenti. Kening Amanda berkerut mendengar jawaban Latissa yang terlali pendek.

"Lalu?" tanya Amanda. Latissa terlihat gugup, Amanda yakin pasti ada yang tidak beres.

"Bu Inez...," Latissa kembali diam.

"Bu Inez kenapa Latissa?!" tanya Amanda, mulai tidak sabar.

"Sulit sekali untuk dihubungi Bu, ponselnya mati dari pagi. Saya sudah berusaha menghubungi sekretarisnya, tapi sama saja, sepertinya dia mem-block nomor ponsel perusahaan kita" jawab Latissa. Dia menunduk ketakutan. Entah bagaimana nasib Amanda dan dirinya bila Bu Inez tidak bisa dihubungi.

Mendengar jawaban sekretaris andalannya itu, Amanda naik pitam, dia langsung berdiri dari duduknya.

"Sial! Sial!" maki Amanda. Latissa sampai mundur dua langkah, terkejut melihat reaksi Amanda. Dia khawatir Amanda akan kembali seperti dulu.

"Ayo!" ajak Amanda.

"Kemana Bu?" tanya Latissa, bingung.

"Kita ke kantor Bu Inez" jawab Amanda cepat, dia menyambar tas tangannya.

Latissa mengangguk tanda mengerti. Dia segera menghubungi Pak Salim, Amanda sedang dalam kondisi mood yang buruk, akan berbahaya membuat wanita ini marah.

Kantor Bu Inez yang terdekat berjarak sekitar 30 menit dari kantor Amanda. Bu Inez mempunyai beberapa perusahaan. Amanda mencoba untuk mendatangi satu per satu kantor wanita itu. Tidak perduli apapun permintaan Bu Inez, atau bila perlu Amanda akan memohon sekuat tenaga agar Bu Inez bisa menjadi investor untuk produk barunya. Apapun itu pasti akan Amanda lakukan, janji Amanda dalam hati.

"Mohon maaf, Bu Inez tidak ada disini" ucap karyawan yang menerima Amanda dan Latissa.

"Ada keperluan yang sangat mendesak, apakah boleh saya memberi pesan pada Bu Inez" ucap Latissa. Amanda menyentuh lengan Latissa, memberi kode agar mereka segera pergi.

"Masih ada dua tempat lagi" bisik Amanda. Latissa mengangguk setuju, dia mengikuti langkah Amanda. Mereka pergi ke kantor perusahaan Bu Inez yang lain.

Nasib baik belum ada di pihak Amanda dan Latissa. Asisten Bu Inez lagi-lagi mengatakan kalau bosnya tidak ada disana.

"Kira-kira Bu Inez berada dimana? Saya sangat perlu untuk bertemu dengan beliau," ucap Amanda, setengah putus asa.

"Maaf Bu, saya juga tidak mengetahui keberadaan Bu Inez. Kalau pun saya tahu, sudah pasti saya tidak bisa memberitahukan kepada Ibu" ucap karyawan itu dengan tegas.

Amanda mengatur napasnya, kalau bukan karena dia yang memerlukan Bu Inez, sudah pasti amarah Amanda akan meledak saat ini juga.

"Baik, terimakasih" jawab Amanda. Mau tidak mau dia keluar dari kantor itu.

Amanda melangkah dengan wajah lesu. Disampingnya, sang sekretaris juga menunjukkan wajah yang sama. Kedua gadis itu sama-sama menghela napas panjang. Keduanya tampak putus asa.

"Apa kita coba kantor Bu Inez selanjutnya Bu?" tanya Latissa. Amanda menggelengkan kepalanya.

"Sepertinya dia memang menghindari kita Tis" balas Amanda. Dia tidak pernah merasakan keputusasaan seperti saat ini. Hari ini sepertinya semua usaha yang Amanda lakukan sia-sia saja.

"Tunggu!" ucap Amanda tiba-tiba. Matanya berhenti pada suatu titik. Langkah Latissa pun terhenti. Dia bingung apa maksud bosnya itu.

"Ada apa Bu?" tanya Latissa, tidak mengerti.

"Mobil itu" ucap Amanda, menunjukkan ke suatu arah. Disana terdapat sebuah mobil mewah berwarna silver.

"Kamu tahu kan itu mobil siapa?" ucap Amanda. Latissa tidak menjawab, dia bingung sendiri mengartikan maksud Amanda. Latissa hanya membalas tatapan bosnya dengan wajah bingung.

"Vita" jawab Amanda langsung, mulai tidak sabar.

"Ada sesuatu yang enggak beres disini" balas Amanda. Gadis itu berbalik arah, kembali masuk ke dalam gedung kantor Bu Inez. Amanda berjalan cepat, dia yakin Bu Inez dan Vita berada di gedung ini. Amanda masih ingat betul mobil yang dipakai Vita waktu datang ke kantornya.

"Ada yang bisa saya bantu lagi Bu?" ucap karyawan yang sebelumnya menerima Amanda. Dari wajahnya terlihat sedikit panik. Amanda yakin karyawan itu berbohong sebelumnya.

"Bu Inez ada disini kan?" tanya Amanda. Karyawan itu menggelengkan kepalanya, matanya berkedip beberapa kali, menghindari tatapan mata Amanda, semakin meyakinkan Amanda kalau wanita dihadapannya itu memang berbohong.

"Sudah saya sampaikan sebelumnya Bu, hari ini Bu Inez belum ke kantor sini" ucap karyawan itu, masih menggelengkan kepalanya, berusaha meyakinkan Amanda.

"Jangan bohong, saya yakin Bu Inez ada disini" ucap Amanda lagi, sedikit memaksa.

"Saya tidak berbohong Bu.." ucapan gadis itu terpotong. Sebuah lift yang berada tepat dihadapannya terbuka. Mata gadis itu membesar karena terkejut dengan pemandangan yang ada dihadapannya.

Amanda mengalihkan pandangannya mengikuti arah mata gadis didepannya. Sebuah pintu lift masih terbuka, dari sana keluar Bu Inez. Wanita itu tidak sendirian, ada seseorang yang berjalan disampingnya. Seperti yang Amanda sudah bisa tebak, Vita berjalan bersama Bu Inez. Tanpa menunggu lama, Amanda berjalan ke arah mereka berdua. Latissa mengikuti langkah atasannya, dia juga tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya. Ternyata Bu Inez memang ada di kantor ini, dan dia sedang bersama-sama dengan Vita, entah apa yang mereka rencanakan. Baik Amanda dan Latissa merasakan ada sesuatu yang buruk yang akan terjadi pada perusahaan mereka.

____________

Jangan lupa dukungannya dan follow IG saya di rizka_author