Aku masuk kekelas didampingi teman temannku. Dan Saat istirahat tiba, tubuhku lagi-lagi lemas terjatuh.
Kringgggggggg
"Baik anak-anak kita lanjutkan minggu depan, selamat Pagi. "
"Pagiiii. "
Embun berjalan menuju barisan Dhifa yang berada pada barisan ketiga didepan meja guru.
"Are you okay, Dhi?" ucap Embun sembari memegang bahu Dhifa.
"Aku nggak apa-apa kok. " memegang kepalanya.
"Kekantin yuk. " ucap Rey.
"Kamu mau makan apa, ntar aku beliin. " ucap Kahfi dari kursi belakang Dhifa.
Kahfi tetap menjaga jaraknya, ia tak mau hanya karena ia mencintai Dhifa ia lalai tentang aturan Islam.
"Yaudah yuk. " ucap Dhifa.
Aku berdiri dari kursiku, aku mulai melangkahkan kakiku, dan yang terjadi kepalaku semakin pusing, aku kehilangan kesadaran dan saat semua sudah berjalan didepan aku malah tertinggal dibelakang, aku masih berjalan kearah pintu keluar.
Brukkkh
Dan Dhifa terjatuh. Entah kenapa fisik Dhifa jadi agak lemah.
Kahfi yang menyadari bahwa Dhifa pingsan segera menggendong Dhifa, sembari bergumam.
Ya Allah maafkan hamba, hamba tak bermaksud menyentuhnya, namun ini gawat darurat.
"Embunnnnn, Ecaaaaaaa. " teriak Kahfi.
"Dhifaaaa. "
Drrrrtttt
Sebuah pesan masuk dari handphone Dhifa.
Dhirga ngeselin!! :
Kakak, ibu sama Ayah udah pulang Dhi.
Rey langsung membalas Sms dari Kak Dhirga.
Kak, Dhi pingsan.
Dhirga ngeselin!! :
Gue otw kesana tolong izinin ke guru piket.
Oke kak.
Saat Kak Dhirga sampai Di sekolah Dhifa. Semua Wnita melihat Kak Dhirga, ia mempesona tubuh tinggi atletis dengan senyum nan manis, kulit putih. Aaa! Dia idaman.
"Kak Dhirgaaa?"
"Ecaa?" Dhirga mendekati Rebecca.
"Udah di izinin?"
"Udah kak, "
"Yaudah bawa kemobil aja. "
Sesampainya dirumah sakit, Kahfi segera mencari ayahnya.
"Susterrrrrr, susterrrrr. " teriak Dhirga.
Kahfi melihat papa nya melintas.
"Papa udah pulang, pa Dhi pingsan pa?"
"Bawa ke UGD sekarang, suster bawa pasien ini, " ucap tegas orangtua Kahfi yang notabenenya kepala rumah sakit disana.
Hidung Dhifa mengalir darah, ia di bawa ke UGD untuk penanganan lebih lanjut ia dibawa ke ICU.
"Pembuluh darahnya tersumbat, dan ketika mengalir sumbatannya pecah, mimisan di hidungnya tidak mau berhenti. " ucap dokter yang baru saja keluar dari pintu ICU.
"Astaghfirullah, Dhi. " ucap Kak Dhirga.
"Dia terus terusan memanggil Kahfi, apa saudara Kahfi ada?"
"Saya Kahfi, dok. " ucap Kahfi.
"Silahkan masuk, jika ia pulih dan sadar mimisan akan berhenti dengan sendirinya. " ujar sang dokter.
Kahfi memasuki ruang ICU yang ditempati Dhifa.
"Kahf. " ucap Dhifa tak sadarkan diri.
"Aku disini Dhi.."
"Kahfiii..... "
Kahfi membuka Al-Quran yang ada di kantong sakunya. Ia membaca surat Ar-Rahman ayat 1-10 dan Alhamdulillah Dhifa sadar.
"Kahfi. " membuka matanya.
"Alhamdulillah Dhi, kamu udah sadar, "
"Aku haus. " ucap Dhifa dengan suara seraknya.
"Ini minumnya, pake sedotan aja yah. "
"Iya. "
"Syafakillah Dhi sayang."
"Apa Kahf kamu tadi bilang?"
"Iya, aku panggil kamu sayang."
"Bukan itu, syafakillah itu apa?"
"Kirain yang itu, sama seperti ucapan Getwellson, tapi ini versi Islam. "
"Aamiin. Makasih sayang. "
"Apa Dhi. " ujar Kahfi.
"Makasih aja. " ledek Dhifa.
"Yeyy kamu, " senyum Kahfi.
"Aku apa. "
"Nggak. "
"Hehe. "
Mereka saling bercanda, tanpa menghiraukan teman-temannya yang mengkhawatirkan.
"Masih sempet-sempetnya ya tuh orang dua pacaran!" Celetuk Rebecca.