Axelle tidak memiliki kesabaran sepanjang dan sebanyak itu. Amarah yang ada di dalam hatinya terasa ingin meledak dan dia butuh pelampiasan. Kepalan tangannya membulat ketika dia mengingat akan sesuatu. Semua hal yang terjadi dengan Lexa, dia yakin ada yang merencanakan melakukannya. Ini adalah unsur kesengajaan. Mereka yang melakukannya sudah tahu jika Lexa tidak bisa berenang dan menjadikan kesempatan ini untuk berbuat jahat kepada kekasihnya.
Teman-temannya akhirnya sampai di rumah sakit dan mendekati Axelle. "Xel!" Justin bersuara lebih dulu dan duduk di samping lelaki itu. Axelle sama sekali tak beraksi. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri dan dia belum ingin berbasa-basi. Teman-temannya pun paham, jika untuk saat ini Axelle masih benar-benar belum ingin diganggu.
Keadaan di depan ruangan tersebut hening. Tidak ada yang berminat untuk bersuara dan semuanya terasa kaku mencekam. Perwakilan dari sekolah juga belum sampai kesana entah pergi kemana mereka semua.