"Dulu aja rela ninggalin semua demi bisa berkarir di negeri orang. Kenapa udah sukses di sana malah ditinggalkan gitu aja?" aksi mereka saling menyerang sudah berakhir dan kini Qiana sudah kembali tenang dan melanjutkan pertanyaannya.
"Karena di sana nggak ada orang-orang yang aku cintai. Semuanya ada di sini, dan aku nggak mau lagi berlama-lama di tempat asing tersebut. Cukup tujuh tahun aja." Davie mendekap pinggang Qiana dengan lembut. Qiana tak lagi memberikan jawaban. Dia berguling dan memeluk suaminya. Ada banyak hal yang dipikirkan dan bahkan dia tak tahu yang penting.
"Yang!" Qiana yang memanggil, "Seandainya dulu waktu kamu pulang terus aku udah nikah, berarti kita memang nggak ditakdirkan bersama." Jelas saja seperti itu kan memang cara kerjanya. Tapi sayangnya semua itu tak terjadi. Davie pulang ketika Qiana masih sendiri dan kemudian mereka selalu terlibat satu sama lain.
