Satya berlari kecil ketika dia sudah sampai di sebuah kafe. Perasaannya campur aduk tak karuan meskipun perasaan marah masih menempel di dalam hatinya. Menemukan orang yang dicarinya, justru langkahnya memelan. Matanya menatap perempuan yang duduk di salah satu kursi di kafe tersebut dengan wajah yang penuh dengan ketenangan. Ada perasaan tak terima ketika melihat itu. Bahkan Satya saja terlihat begitu gugup kenapa perempuan itu tidak?
"Gina." Panggilan itu membuat perempuan yang dipanggil Gina itu menoleh. Tak ada senyum penyambutan atau hal receh lainnya yang diberikan untuk mantan suaminya.
"Silahkan duduk." Katanya dengan ketenangan yang sangat luar biasa. Satya tak banyak bicara dan dia memilih untuk menurut. Pandangan Gina sama sekali tak lepas dari lelaki itu, tapi tatapan itu sama sekali datar.
"Lama tidak bertemu." Satya berbasa-basi.