"Itulah kenapa kita para lelaki seharusnya memiliki kamus untuk memahami hati para perempuan. Karena mereka susah sekali dipahami. Nggak bisa aja bicara langsung dan to the point. Katanya nggak ada apa-apa. Tapi nyatanya ada apa-apa. Katanya nggak marah, nyatanya marah. Itulah kenapa akhirnya para lelaki itu mudah frustasi menghadapi para perempuan." Arkan mengatakan itu tanpa sekalipun mengalihkan tatapannya dari Devie dan dengan wajah yang benar-benar sangat serius.
Devie menatap lelaki itu dengan kaget dan benar-benar tak bisa memiliki ide untuk menjawab apa yang dikatakan oleh kekasihnya. Ini adalah pertama kalinya Arkan mengeluarkan unek-uneknya seolah dia sudah memendamnya selama ratusan tahun.
Kemudian perempuan itu berbicara, "Abang nggak lagi kesambet kan?" tentu saja dia keheranan dengan apa yang terjadi sekarang. Apa mungkin lelaki itu memang sedang menghadapi masalah yang pelik atau semacamnya?