Qiana yang baru saja turun dari mobil, melangkah dengan pasti ke arah kafe tersebut. Namun alih-alih masuk dan langsung menemui dua orang itu, dia memilih mendengarkan terlebih dulu apa yang mereka bicarakan. Tentu saja baik Davie dan Tiana tak ada yang tahu jika Qiana ada di sana mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Bahkan dia rela ikut bergabung bersama mahasiswa yang ada di sana untuk melancarkan aksinya.
Ada keheranan yang terlihat dari mata-mata para mahasiswa tersebut ketika melihat Qiana. Tapi mereka bungkam dan memilih mengalah untuk pergi dari sana dan berpindah tempat.
"Sebenarnya aku hanya nggak paham. Kenapa harus orang lain yang kamu pilih bukannya aku." Ada sebuah partisi yang membatasi antara meja Davie dan Qiana. Jadi perempuan itu sama sekali tak merasa kesulitan untuk mendengarkan semua hal yang mereka ungkapkan.
Tuhan memang maha adil bukan? Selama kamu bukan pihak yang bersalah, maka jalanmu akan dimudahkan. Seperti itulah hidup.