"Kamu senang?" pertanyaan itu akhirnya terlontar dari mulut Arkan ketika dia sudah ada di dalam mobil dan pergi menuju rumahnya. Meskipun begitu banyak penjelasaan ini dan itu, begitu kerasnya untuk mendapatkan izin, akhirnya Amey sendiri bisa ikut dengan Arkan.
"Aku bahagia, Bang." Jawab Amey dengan lugas. Di bagasi mobil Arkan, Amey sudah memasukkan satu koper pakaian miliknya dan satu kardus besar buku-buku kuliahnya. Hanya itu saja. Dia tentu tak akan membawa banyak barang untuk dibawa ke tempat sang kakak.
"Abang harap kamu nggak nyesel." Arkan sebelumnya Sudah memberikan warning kepada adiknya jika bisa saja dia lebih keras dibandingkan dengan orang tuanya. Tapi sepertinya Amey sama sekali tak peduli dengan hal itu dan dia tetap ingin ikut bersama Arkan.
Maka di rumah minimalis ini, akhirnya mereka sampai. Sama seperti Qiana yang waktu itu melihat rumah Arkan, Amey juga merasa kagum dengan itu. Halaman depan ini sungguh sangat indah dan bersih menurut Amey.