Mendengar apa yang dikatakan oleh Arkan membuat Viona merasa wajahnya sekarang tak berbentuk. Wajahnya terlihat merah karena merasa marah.
"Kamu sungguh mengatakan itu, Arkan?" bahkan suaranya saja tak percaya jika lelaki yang dicintainya itu sanggup melontarkan kata yang bisa menyakitinya.
"Aku mengatakan ini karena aku mengingatkan bagaimana posisi kamu. Devie nggak pernah membuat masalah kepada kamu tapi kamu memperlakukannya seperti dia adalah musuh besarmu."
"Karena dia datang dengan angkuhnya dan seolah mengklaim jika kamu adalah miliknya."
"Aku memang miliknya." Arkan menjawab cepat agar Viona paham jika dia bersedia dimiliki oleh Devie.
"Kemana sebenarnya larinya kesadaran yang kamu miliki?" Viona berucap tajam, "Dia tidak selevel dengan kita." Viona benar-benar dibuat marah karena merasa jika harga dirinya tercoreng karena ucapan yang dilontarkan oleh Arkan kepadanya. Dan semua itu karena Devie.
