"Nggak usah. Nanti ada yang salah paham." Jawabnya sambil membuka sabuk pengamannya. "Kamu pasti nggak mau kalau aku ajak mampir. Jadi aku langsung masuk dulu ya."
"Iya." Arkan mengangguk dan membiarkan Devie keluar dari mobilnya. Tak ada kecupan di dahi yang biasa dilakukan oleh banyak pasangan di luar sana. Sejauh ini, yang Arkan berani lakukan adalah hanya menggandeng tangan Devie. Selebihnya dia tak berani melangkah terlalu jauh.
Devie melambaikan tangannya ke arah Arkan yang ada di dalam mobil sedangkan dia sudah masuk di dalam rumah. Hanya kepala dan tangannya yang terlihat dari luar. Itu memberikan kode kepada Arkan agar lelaki itu bisa segera pulang. Arkan paham dan menjalankan mobilnya dengan pelan sampai hilang dibalik pekatnya malam.
Lelaki itu sampai di depan rumah dan menghentikan mobilnya ketika melihat ada seseorang yang menunggunya di sana. Dia tahu betul siapa orang itu. Turun dari mobil, dia menemui gadis itu.
"Viona?"
"Akhirnya kamu pulang."
