"Kamu pulanglah!" Arkan mengendurkan emosi yang menggumpal di dalam kepalanya. Dia memang tak terlalu menanggapi apa yang dikatakan oleh Amey. Tapi bohong kalau dia sama sekali tak terpengaruh.
"Abang benar-benar nggak mau nerima aku?" Arkan terdiam tak menjawab. Dia hanya menatap dengan datar Amey dan membuat gadis itu salah tingkah. Dan kemudian tak lama Amey mengangguk. "Kalau begitu, aku akan pulang. Abang tetaplah sehat. Jangan baik-baik diri Abang." Lalu, dia menatap ke arah Devie dan tersenyum. "Kakak, tetaplah disisi Abang. Aku berdoa agar kalian selalu bersama dan bahagia." Tanpa lagi mengatakan apapun lagi, gadis itu berlari dari sana.
Kesedihan tercetak nyata di dalam mata gadis itu. Bahkan ada setitik air mata yang timbul di sudut matanya.